DARA | BANDUNG — Angin kecang, banjir, dan longsor biasa terjadi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, saat musim hujan. Pemkab setempat telah melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi bencana tersebut.
Selain membangun kolam retensi dan membuat embung-embung, DPUTR Kabupaten Bandung akan mengusulkan pembangunan situ di kawasan Kamojang. Kepala DPUTR Kabupaten Bandung, H. Agus Nuria, usulan tersebut pihaknya sampaikan kepada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
“Kami akan usulkan baik melalui APBD atau DAK dari pusat tahun 2020 atau 2021, untuk pembangunan Situ Pangkalan di daerah Kamojang Kecamatan Ibun, kolam retensi di Soreang, dan embung di Perumahan Bumi Cibiru yang direncanakan seluas lima hektar,” ujarnya saat menjadi nara sumber dalam acara Ngawangkong Baru Ngopi di Kawasan Taman Uncal Soreang, belum lama ini.
Pihaknya juga telah melakukan serangkaian kegiatan melalui 10 UPTD) dan 4 DAS untukmenanggulangi banjir. “Kami terus upayakan normalisasi sungai dan memfungsikan drainase di beberapa kecamatan. Sedangkan untuk saluran irigasi, Alhamdulillah sampai saat ini tidak terjadi kerusakan, ini sudah diantisipasi sebelumnya.”
Selain drainase, jalan juga sangat rentan mengalami kerusakan pada musim hujan. Selama ini pihaknya selalu memprioritaskan pembangunan jalan dibandingkan perbaikan drainase.
“Pertimbanannya karena paling banyak keluhan dari masyarakat itu terkait jalan yang rusak. Namun untuk ke depan, dengan anggaran yang cukup, kita upayakan untuk menyinkronkan pembangunan jalan beriringan dengan perbaikan drainase,” katanya.
Terkait antisipasi, BPBD Kabupaten Bandung telah memetakan wilayah berpotensi tinggi, baik banjir, longsor maupun angin kencang. Rapat koordinasi juga sudah dilakukan dengan melibatkan berbagai stakeholder.
“Sudah ditetapkan siaga darurat bencana banjir, longsor dan angin kencang per tanggal 12 Desember 2019 hingga 31 Mei 2020. Puncak intensitas hujan yang tinggi diperkirakan terjadi pada bulan Februari dan Maret. Banjir berpotensi di 19 kecamatan, longsor di 25 kecamatan dan angin kencang di 5 kecamatan,” ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Hendra Hidayat dalam acara yang sama.
Dari sisi logistik, pihaknya telah mempersiapkan sekitar 60% terutama untuk wilayah potensi banjir. Namun yang harus diwaspadai adalah banjir bandang di wilayah tertentu.
“Seperti kejadian tempo hari di Kertasari, Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Selain edukasi terkait risiko alih fungsi lahan, dibutuhkan juga edukasi penyelamatan dan pemasangan rambu-rambu kebencanaan di wilayah yang rentan banjir bandang, atau bencana alam lainnya,” ujar Hendra Hidayat.
Penanganan bencana, menurut dia bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja, tetapi dibutuhkan sinergitas semua pihak secara terpadu. “Kami berharap Desa tangguh bencana (destana) di Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan, dapat diikuti desa-desa lainnya di Kabupaten Bandung. Karena ketika terjadi bencana, warga sudah siap melakukan langkah-langkah kemandirian sebelum penanganan dari BPBD,” katanya***
Editor: Ayi Kusmawan