DARA | TASIKMALAYA — Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyebutkan, era digital atau 4.0 yang menuntut adaptasi terhadap disrupsi (pergeseran/perubahan sistem dari cara lama ke cara baru), termasuk aktivitas di dunia nyata yang beralih ke dunia maya. Ini, harus dimanfaatkan untuk hal positif.
Tidak terkecuali, untuk peningkatan kesejahteraan rakyat, terutama fakta bahwa Jabar dianugerahi alam yang indah. Untuk itu, gubernur ingim ada disrupsi inovasi kekayaan alam Jawa Barat demi kemajuan sektor pariwisata.
“Allah telah menciptakan keindahan alam (Jawa Barat), tinggal kita mampu mengolahnya atau tidak. Kita sebut namanya pariwisata,” katanya saat menghadiri acara penutupan Musyawarah Wilayah (Muswil) XVII Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat di Kampus Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, kemarin.
“Saya titip pemuda Muhammadiyah kembangkan rezeki yang sudah ada di depan mata, yaitu keindahan alam. Itu (bisa) menyejahterakan (masyarakat),” imbuhnya.
Ia mencontohkan, sektor pariwisata muncul bersamaan dengan kegemaran masyarakat untuk swafoto (selfie) di tempat wisata. “Ada disrupsi dalam pariwisata, yaitu orang tidak usah berlama-lama. Ke sana (tempat wisata) datang-ngantri, selfie-pulang, bahagia lahir-batin. Kita sebut selfie ekonomi,” katanya.
Contoh lain disrupsi inovasi bidang pariwisata di era digital atau 4.0 ini yakni pemanfaatan rumah warga menjadi homestay. Pihaknya akan mengembangkan homestay yang disediakan oleh warga di sekitar lokasi wisata dan bisa dipesan secara online.
“Ekonomi pariwisata ini bisa menjadi tantangan. Sekarang bisa booking, nginepnya di rumah penduduk (homestay). Ini akan saya kembangkan, tidak akan semuanya hotel-hotel (milik) konglomerat,” ujarnya.
Pada Muswil XVII Pemuda Muhammadiyah Jabar kali ini, dia juga berpesan kepada para pemuda untuk bisa beradaptasi menghadapi tantangan di era disrupsi, salah satunya dengan memanfaatkan platform digital untuk berdakwah. “Kita ada program dakwah digital, agar anak-anak muda yang semua pegang HP hari ini, otaknya, batinnya diisi hal positif melalui HP.”
Sementara itu, Ketua Formatur Terpilih Pemuda Muhammadiyah Jabar, Reza Arfan, berkomitmen melaksanakan kepemimpinan dan kepengurusam Pemuda Muhammadiyah Jabar yang moderat, berdikari, dan kolaborasi. Moderat berarti bersatu untuk mewujudkan peradaban Indonesia yang lebib maju.
“Kemudian kita harus berdikari, mandiri, kaya dengan karya. Semuanya itu untuk kemandirian intelektual sosial, ekonomi, sosial, peradaban, dan kebudayaan,” kata Reza.
Dalam empat tahun ke depan, Pemuda Muhammadiyah Jabar pun siap berkolaborasi dengan Pemprov Jawa Barat dan menjadi kader yang juara lahir dan batin.***
Editor: Ayi Kusmawan