Bukan hanya nyaris memakan korban, banjir bandang juga menghanyutkan perabotan elektronik hingga lemari pakaian. Air meninggi dengan cepat, dagangan dan barang milik salah seorang warga habis terendam.
DARA | BANDUNG – Puluhan rumah di sekitar underpass Padalarang di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, terendam akibat banjir bandang yang melanda, Selasa (31/12/2019) sekitar pukul 15.00 WIB. Hingga pukul 17.30 WIB, genangan air di undepass Padalarang terpantau setinggi 30 centimeter.
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, banjir bandang tersebut berlangsung sekitar 30 menit dan sempat merendam underpass Padalarang yang merupakan jalan utama dari arah Padalarang menuju Komplek Perkantoran Pemkab Bandung Barat.
Saat kejadian, beberapa warga di Kampung Lebaksari sempat terjebak banjir hingga nyaris terbawa derasnya air bercampur tanah. Saat air tinggi, underpass Padalarang tak bisa dilalui bahkan mobil, motor, gerobak, dan rumah warga terendam air.
Sala seorang warga, Martin (42), mengatakan, saat banjir setinggi lebih kurang 1,5 meter tersebut, lima warga di RW 2 Kampung Lebaksari yang rumahnya bersebelahan dengan saluran air, terjebak banjir. “Saat tahu ada yang terjebak, sejumlah warga langsung berusaha melakukan evakuasi menggunakan tambang hingga menembus derasnya air. Alhamdulillah bisa diselamatkan,” ujar Martin.
Bukan hanya nyaris memakan korban, banjir bandang juga menghanyutkan perabotan rumah mulai dari peralatan elektronik hingga lemari pakaian. “Air meninggi dengan cepat, dagangan dan barang milik saya semua habis terendam,” ucapnya.
Warg lainnya, Dudi Supriadi (38), menyebutkan, air datang saat hujan deras mengguyur. Air masuk ke dalam rumah hingga ia tak dapat menyelamatkan barang-barang berharga.
“Saya lagi di rumah tiba-tiba air meluber dari sungai masuk ke dalam rumah,” ujar Dudi.
Menurut Dudi, selain intensitas hujan tinggi banjir disebabkan saluran air di sekitar underpass tersendat ditambah dengan banyaknya material tanah di proyek kereta cepat terbawa arus air. “Di sini ada satu saluran air besar, pas hujan barusan air juga datang dari proyek KCIC. Jadi bawa tanah juga,” katanya.
Wartawan : Muhammad Zein | Editor : Ayi Kusmawan