Transportasi online kini sedang buming. Namun, bagi pengemudi becak, itu adalah saingan baru dalam meraih rejekinya. Tapi apa mau dikata, jaman sudah berubah. Mang becak hanya bisa pasrah.
DARA | BANDUNG – Kehidupan tukang becak konon kini semakin sulit. Tak seperti sekian puluh tahun lalu. Hari ini tak seindah dulu.
Penumpang semakin sulit didapat. Dalam satu hari menurut penuturan sejumlah pengemudi becak paling satu dua orang penumpang. Selebihnya emang-emang becak hanya duduk terdiam di jok becaknya.
Dulu, hasil menarik becak tak sekedar bisa untuk makan, tapi mampu untuk membeli perabotan rumah atau keperluan lain. Kehidupan pun terbilang cukup meski jauh untuk disebut kaya.
Kondisi itu, sangat terasa sekitar tahun 70 an, atau jaman-jamannya Presiden Soeharto, disaat jaman belum secanggih sekarang dimana tranformasi online sudah kelunyuran setiap menit.
Tapi kini semuanya berubah. Tukang becak hanya bisa pasrah, penghasilannya sangat minim, untuk makan sendiri saja sudah tak cukup, begitu katanya.
Mang Abud, tukang becak berusia 80 tahun. Ia sudah 40 tahun menjadi pengemudi becak. Mangkal di Sayati Kabupaten Bandung. Namun, katanya, kini tak seindah dulu. Semakin hari penumpang semakin berkurang alias sepi.
Mang Abud mengatakan, mangkal di Sayati dari jam tujuh hingga jam sembilan malam. Namun, uang yang didapat rata-rata Rp30 hingga Rp40 ribu setiap harinya.
Namun, Mang Abud bersabar saja. Menurutnya, meski penghasilan sangat menim, namun untuk makan sehari-hari ada saja rejekinya.
Mang Abud punya anak tiga, semuanya sudah bekerja.
![](https://www.dara.co.id/wp-content/uploads/2020/01/tukang-becak-dua.jpg)
Berbeda dengan Mang Ahmad (43) sesama tukang becak yang sudah narik becak selama 12 tahun.
Mang Ahmad mengatakan, hasil perharinya tidak jauh berbeda dengan Mang Abud (80) yaitu hanya sekitar Rp40 ribu sehari.
“Saya selalu berfikir mencari tambahan uang untuk menyekolahkan anak kedua yang akan masuk ke SMP,” ujarnya, Senin (13/1/2020).***
Wartawan (job): Adinda Rohimah – Dela Fatimah Azzahra | Editor: denkur