Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil angkat bicara soal Sunda Empire. Ia berharap masyarakat harus mewaspadai fenomena itu. Memang, masih banyak orang yang menjual romanisme sejarah.
DARA | BANDUNG – Munculnya fenomena kerajaan akhir-akhir ini, termasuk Komunitas Sunda Empire, kata Emil, itu hanya untuk eksistensi dan menjual romantisme sejarah. Celakanya, masih banyak orang yang percaya.
“Ini merupakan fenomena yang ada di masyarakat yang harus dicermati. Karena masih banyak orang yang menjual romantisme sejarah,” ujar Emil diwawancara usai Pelantikan Rektor ITB di Aula Barat ITB, Senin (20/1/20).
Emil juga menegaskan masyarakat harus menyalurkan eksistensi hidupnya secara kongkrit. Jadilah manusia cerdas dan bermanfaat. Bukan hanya sekedar simbol-simbol. “Saya duga simbol-simbol itu dikarang-karang, bukan berdasarkan sebuah kebenaran. Karena yang namanya keraton yang sudah legal, pasti ikut dalam forum keraton-keraton Nusantara,” ujarnya.
Sementara itu, Popong Utje Djundjunan menuturkan, Sunda Empire yang mengatasnamakan sejarah itu bohong. “Kita sebagai masyarakat Jawa Barat jangan menggubris hal tersebut. Lamun bohong Cabok we. Tapi inget, cabok yang dimaksud itu cabok yang menggunakan tanda petik. Maksudnya tong digubris, ga ada waktu untuk membahas itu,” ujarnya.***
Wartawan: Ardian Resco | Editor: denkur