Satuan Tugas Pangan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, masih menyelidiki penyebab melonjaknya sejumlah komoditas, seperti bawang putih dan cabai merah rawit di sejumlah pasar tradisional.
DARA | CIANJUR – Ketua Satgas Pangan Kabupaten Cianjur, AKP Nikki Ramdhany, mengatakan, pihaknya telah menerjunkan tim untuk memantau dan menyelidiki penyebab terus melonjaknya harga bawang putih dan cabai merah rawit di pasaran.
“Setiap hari tim Satgas Pangan turun ke pasar-pasar yang ada di Cianjur. Kita memang fokus pada melonjak harga bawang putih dan cabai merah rawit,” kata Nikki, yang juga Kasatreskrim Polres Cianjur, kepada wartawan, Rabu (12/2/2020).
Nikki mengungkapkan, dari hasil penyelidikan dan pemantauan di sejumlah pasar tradisional di Cianjur memang ditemukan indikasi kenaikan harga yang tidak wajar.
“Untuk harga bawang putih di pasaran itu, maksimalnya Rp32 ribu per kilogram. Saat ini harganya jauh melonjak hingga mencapai Rp70 ribu per kilogram, tentunya ini akan terus kita kejar apa penyebab lonjakan harga tersebut,” ujarnya.
Nikki menegaskan, jika memang ditemukan adanya indikasi kecurangan, seperti menimbun stok barang oleh para oknum tak bertanggungjawab jajarannya akan melakukan tindakan tegas.
“Jika ini memang ada ulah spekulan, kita akan tindak tegas. Kita ingin masyarakat dapat dengan mudah dan murah untuk mendapatkan komoditas kebutuhan pokok,” tandasnya.
Sebelumnya, harga komoditas bawang putih di Pasar Induk Pasirhayam, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terus mengalami lonjakan, Selasa (11/2/2020).
Pedagang bawang putih di Pasar Induk Pasirhayam, Cianjur, Ece (48), mengatakan, kenaikan harga komoditas bawang putih itu sudah terjadi dalam tiga pekan terakhir.
“Kenaikan harganya bertahap, sebelumnya berkisar Rp25 ribu per kilogram, kemudian naik menjadi Rp55 ribu per kilogram, dan sekarang harganya sudah mencapai Rp70 ribu per kilogram,” kata Ece, kepada wartawan, Selasa (11/2/2020).
Ece mengungkapkan, terus melonjaknya harga bawang putih di pasaran, akibat minimnya stok barang. “Stok barangnya sulit didapat, karena barangnya impor dari Cina. Untuk harganya normalnya berkisar Rp25 ribu hingga Rp27 ribu per kilogram,” ujarnya.***
Wartawan: Purwanda | Editor: denkur