Masyarakat Kabupaten Bandung, Jawa Barat, diminta untuk tidak resah dan khawatir terhadap stok bawang putih yang kini semakin langka akibat kebijakan Pemerintah Pusat menghentikan impor sementara dari China. Penghentian impor tersebut juga turut dinilai sebagai biang harga bawang putih yang semakin mahal.
DARA | BANDUNG – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung, Popi Hopipah menuturkan, stok bawang putih untuk Kabupaten Bandung hingga Maret 2020 masih tersedia. Terlebih, stoknya terbantu oleh produk lokal.
“Produk lokalnya bisa memenuhi 40 persen kebutuhan di Kabupaten Bandung. Maka dari itu jangan khawatir. Di Kabupaten Bandung adem ayem kok, beda sama daerah lain,” ungkap Popi saat ditemui di Kantor Disperindag, Kabupaten Bandung, Soreang, Rabu (12/2/2020).
Menurut Popi, meski harga bawang putih pada dua hari sebelumnya naik mencapai Rp 62 ribu per kilogramnya, akan tetapi per 12 Februari 2020 sudah turun kembali di kisaran Rp 10 ribu atau Rp 52 ribu per kilogramnya.
“Makanya saya harap kepada seluruh masyarakat, jangan terlalu paranoid dengan langka atau mahalnya bawang putih beberapa hari terakhir,” imbuhnya.
Popi pun membenarkan mahalnya bawang putih akibat distopnya impor dari China oleh pemerintah. Kendati demikian, langkah yang dilakukan pemerintah cukup positif karena dinilai mengedepankan sisi kewaspadaan dalam mengantisipasi menyebarnya Coronavirus (Covid-19) masuk ke Indonesia.
Kebijakan pemerintah itu dilakukan, kata Popi, karena khawatir sifat penyebaran coronavirus bisa melalui makanan. Meski sampai saat ini penyebaran virus tersebut diketahui baru bisa ditularkan melalui kontak fisik dan udara.
“Ini, kan belum diketahui pastinya cara penularannya. Apakah bisa melalui makanan atau tidak. Makanya distop sementara sejumlah produk yang diimpor dari China. Termasuk bawang putih,” jelasnya.***
Wartawan: Muhammad Zein