Menyoal Eks ISIS

Kamis, 13 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

foto: repubulika

foto: repubulika

ADA dua fenomena yang geger dalam dua pekan di bulan Februari ini, yakni soal wabah virus corona yang menebar rasa takut dunia dengan wacana kepulangan 689 Warga Negari Indonesia eks ISIS dari Suriah.

Pro kontra terjadi. Pihak yang setuju, atas nama kemanusiaan dan perundangan-undangan konstitusi, sebaiknya negara menerima kepulangan ribuan WNI eks ISIS itu. Namun, pihak yang kontra keukeuh tidak setuju untuk diterima kembali di Indonesia, dengan alasan bahwa katanya mereka sudah tidak lagi mengkalim dirinya sebagai warga negara Indonesia, dan masih banyak argumen lainnya.

Ujung-ujungna pemerintah memutuskan untuk tidak memulangkan mereka. Diputuskan dalam rapat kabinet yang digelar tertutup oleh PresidenJoko Widodo dan sejumlah kementerian di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020).

“Pemerintah tidak ada rencana memulangkan teroris, bahkan tidak akan memulangkan foreign terrorist fighter (FTF) ke Indonesia,” ujar Menko Polhukam Mahfud MD.

Dikutip dari CNNIndonesia, Mahfud, menyebutkan, terdapat 689 WNI eks ISIS yang tersebar di sejumlah wilayah seperti Suriah dan Turki. Sebelumnya disebutkan ada 660 WNI. Mahfud mengatakan, keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan keamanan bagi ratusan juta penduduk di Indonesia.

“Keputusan rapat tadi pemerintah harus beri rasa aman dari ancaman teroris dan virus-virus baru terhadap 267 juta rakyat Indonesia. Karena kalau FTF ini pulang bisa jadi virus baru yang membuat rakyat 267 juta tidak aman,” katanya.

Kendati demikian, Mahfud mengatakan pemerintah masih akan mendata jumlah valid WNI eks ISIS dan identitas secara lengkap. Sementara untuk kepulangan anak-anak akan dipertimbangkan kembali.

“Untuk anak-anak di bawah 10 tahun akan dipertimbangkan tapi case by case. Ya lihat aja apakah ada orang tuanya atau tidak, yatim piatu,” ujarnya.

Ditataran publik juga terjadi silang pendapat. Setuju dan tidak setuju mewarnai obrolan di warung-warung kopi. Intinya mereka memang mengkhawatirkan jika eks ISIS pulang, maka akan mengancam keselamatan dan kedamaian tanah air. Namun, ada juga yang berkomentar belum tentu begitu, sebab mereka sudah merasakan bagaimana pedihnya jadi pengikut ISIS, sehinga peluang untuk kembali menjadi warga negara yang baik terbuka.

Apa pun itu, pemerintah memang harus memiliki sebuah konsep yang bijaksana dengan tujuan eks ISIS kembali kepangkuan ibu pertiwi tanpa kembali membuat ancaman kedamaian. Konsep itulah rasanya yang paling bijak agar eks ISIS tetap mejadi sosok yang tidak dibenci dan ditakuti bangsanya sendiri.***

Berita Terkait

KALKULASI TRUMP-NETANYAHU Israel-Hamas Makin Pragmatis
KONFIGURASI ARAB Abdullah, El-Sisi, dan “Trump Plan”
KEKERASAN VERBAL Disonansi Israel-Hamas
KONFERENSI LIGA ARAB “A”-historis Israel-Trump, Fatal!
RENCANA TRUMP Dari Beirut, Gaza, Hingga Kabul
KEBERLANJUTAN PERDAMAIAN Di Balik Kemauan Israel-Hamas
PROSPEK GAZA Kernyit Dahi, dan Kukuhnya Hamas
“BEYOND OF ERA” Trump, dari Kennedy hingga Palestina
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 20 Februari 2025 - 12:37 WIB

KALKULASI TRUMP-NETANYAHU Israel-Hamas Makin Pragmatis

Selasa, 18 Februari 2025 - 15:17 WIB

KONFIGURASI ARAB Abdullah, El-Sisi, dan “Trump Plan”

Minggu, 16 Februari 2025 - 11:31 WIB

KEKERASAN VERBAL Disonansi Israel-Hamas

Selasa, 11 Februari 2025 - 08:58 WIB

KONFERENSI LIGA ARAB “A”-historis Israel-Trump, Fatal!

Sabtu, 8 Februari 2025 - 20:03 WIB

RENCANA TRUMP Dari Beirut, Gaza, Hingga Kabul

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

Panglima TNI Kunjungi Makodim 0607/Kota Sukabumi

Sabtu, 22 Feb 2025 - 10:31 WIB