JUMAT BAROKAH: Ceramah yang Membuat Jamaah Menangis

Jumat, 14 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi: Eramuslim/net

Ilustrasi: Eramuslim/net

Siapa diantara kita yang tidak mengenal Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani? Nama beliau tidaklah asing di telinga kita, bukan? Banyak masyarakat yang mengadakan acara manaqib bertema Manaqib Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani. Di dalam acara tersebut dibacakan kata-kata mutiara dan perilaku yang dilakukan oleh beliau.


Beliau terkenal sebagai orang yang berhati mulia dan jujur. Antara ucapan dan perbuatannya, sama. Ucapannya berbanding lurus dengan amalnya.

Di masanya, setiap kata yang meluncur dari lisannya disambut oleh umat dengan tangis haru dan perasaan takut kepada Allah.

Salah satu kisah Syeikh Abdul Qadir yang bisa kita ambil hikmahnya adalah ketika beliau berceramah menggunakan bahasa yang sangat sederhana, bahkan teramat sederhana menurut ukuran kita. Anaknya yang juga ahli berceramah dan gemar menuntut ilmu, berkata dalam hatinya, “Jika aku diizinkan ceramah, akan lebih banyak manusia yang menangis karena mendengar ceramahku.”

Tibalah saat dimana sang anak disuruh oleh ayahnya untuk berceramah, “Wahai anakku, berdiri dan berceramalah.” Sang anak berdiri dan menyampaikan tausyiah kepada hadirin dengan kalimat yang indah, tidak lupa mengutip firman Allah, hadis-hadis Nabi, syair dan ungkapan-ungkapan ahli hikmah. Namun, tidak ada seorang pun yang menangis bahkan mereka merasa bosan mendengar ceramahnya.

Selepas itu, giliran ayahnya yang naik mimbar dan menyampaikan ceramahnya. Dalam ceramahnya, ia berkata, “Para hadirin, tadi malam isteriku menghidangkan ayam panggang yang sangat lezat, tapi tiba-tiba seekor kucing datang dan memakannya.”

Mendengar kalimat tersebut, para jamaah pengajian menangis histeris. Dalam dirinya, sang anak berkata, “Aneh…aku bacakan firman Allah, hadis-hadis nabi, syair dan berbagai hikmah, tidak ada yang menangis. Tapi, ketika ayahku menyampaikan ucapan yang tidak ada artinya, mereka justru menangis. Sungguh aneh, apa sebabnya?”

Pembaca yang budiman, mari bersama kita mengambil hikmah dari kisah di atas. Mengapa ceramah Syeikh Abdul Qadir lebih merasuk ke dalam hati pendengarnya dibanding ceramah putranya. Padahal ceramah, seperti yang kita ketahui, bertaburan ayat-ayat dan hadis-hadis?

Bukan salah Al-Quran, hadis, atau ungkapan kaum shalihin, yang menyebabkan para hadirin tidak tersentuh hatinya. Namun permasalahnnya adalah ketika ayat-ayat yang suci dan ucapan-ucapan yang mulia itu disampaikan, apakah diutarakan pula dengan hati yang suci? Apakah hadis-hadis Nabi yang mulia juga disampaikan dengan hati yang mulia? Di sinilah letak persoalannya.

Habib Umar bin Hafidz mengatakan, inti ceramah bukan terletak pada susunan kalimat, tapi pada kesucian hati dan sifat kejujuran si pembicara. Para hadirin menangis karena mengartikan kucing yang memakan ayam adalah setan yang mencuri amal manusia dengan cara menimbulkan riya`, ujub dan sombong.

Ada pula yang menangis histeris karena mengartikan cerita itu dengan su-ul khatimah. Mereka takut jika akhir usia mereka berakhir dalam keadaan yang tidak baik. Ia sudah menikmati beragam ibadah dan siap menuai hasilnya, namun tiba-tiba semuanya buyar karena suatu perbuatan yang datang tanpa diduga.

Itulah sikap takut mereka kepada Allah yang membuat mereka menangis setelah mendengar ceramah yang kalimatnya biasa-biasa saja. Ucapannnya memang sederhana tapi menerbitkan cahaya di hati, berkat cahaya hati Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani.

Hati yang bening, ikhlas dan jujur akan memberikan manfaat yang sangat besar dalam perilaku kita. Hati yang demikian itu hanya bersandar kepada Allah Subhanahu Wata’ala, memohon kepada Allah agar diberi sikap ikhlas dan shidiq. Semoga Allah membeningkan kalbu kita hingga menjadi qalbun salim (hati yang sehat), terhindar dari qalbun mayyit dan qalbun mariidh.*/Ali Akbar bin Aqil

Editor: denkur

Artikel ini dikutip seutuhnya dari Hidayatullah.com, Jumat (14/2/2020)

 

Berita Terkait

Permainan Tradisional Ramaikan Acara Abdi Nagri Nganjang ka Warga
Bakrie Amanah Salurkan Rp 10,2 Miliar dalam Program Ramadan Untuk Negeri 1446 H
Kasad: Jadikan Peringatan Nuzulul Quran sebagai Momentum Evaluasi Diri
Forum Gerakan Perempuan, GKR Hemas: Perempuan Harus Ambil Peran dalam Politik
Ramela Resto Kedepankan Kuliner Indonesia, Hadir di Bandung
Ini Manfaat dan Jenis Pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis
Pegadaian Ketuk Pintu Langit Sumsel, Wujud Peduli Kesejahteraan Masyarakat
Gejala dan Pencegahan Chikungunya
Berita ini 45 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 13 April 2025 - 22:41 WIB

Permainan Tradisional Ramaikan Acara Abdi Nagri Nganjang ka Warga

Selasa, 1 April 2025 - 14:21 WIB

Bakrie Amanah Salurkan Rp 10,2 Miliar dalam Program Ramadan Untuk Negeri 1446 H

Rabu, 19 Maret 2025 - 12:33 WIB

Kasad: Jadikan Peringatan Nuzulul Quran sebagai Momentum Evaluasi Diri

Jumat, 14 Maret 2025 - 15:49 WIB

Forum Gerakan Perempuan, GKR Hemas: Perempuan Harus Ambil Peran dalam Politik

Kamis, 27 Februari 2025 - 18:50 WIB

Ramela Resto Kedepankan Kuliner Indonesia, Hadir di Bandung

Berita Terbaru