Sejumlah partai politik di Kabupaten Bandung sudah melakukan penjaringan nama bakal calon Bupati/Wakil Bupati Bandung, untuk kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Figur-figur baru pun bermunculan, mulai dari kalangan aktivis, birokrat, hingga artis.
DARA | BANDUNG – Direktur Eksekutif Lingkar Kajian Komunikasi dan Politik (LKKP), Adiyana Slamet menuturkan, munculnya figur-figur baru yang diusung sejumlah partai politik selain dari partai penguasa di Kabupaten Bandung, menjadi tolak ukur adanya keinginan perubahan.
“Menjadi menarik kalau dikaji secara seksama. Figur-figur baru muncul karena setidaknya ada keinginan perubahan dan mengakhiri politik dinasti yang sudah ada puluhan tahun ini,” ujar Adiyana Slamet saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (19/2/2020).
Menurut Adiyana, sistem politik dinasti menjadikan sebuah daerah tidak akan berkembang. Baik dari segi ekonomi, birokrasi, politik, bahkan berpengaruh terhadap iklim investasi di daerah tersebut.
Pada akhirnya, kata dia, masyarakat semakin menyadari bahwa politik dinasti tidak akan membawa kemajuan untuk sebuah daerah. Oleh sebab itu, hadirnya figur-figur baru kader partai politik hingga munculnya artis di kontestasi Pilkada adalah sebuah simbol perlawanan.
“Sebenarnya ini angin segar bagi masyarakat Kabupaten Bandung yang pro perubahan. Memang pada akhirnya masyarakat akan semakin sadar. Hadirnya figur-figur baru ini tentu saja tidak terlepas dari keluh kesah masyarakat itu sendiri, selama dipimpin oleh kepala daerah dari partai yang sudah cukup lama berkuasa,” terangnya
Menurut kandidat Doktor Komunikasi Politik Fikom Unpad ini, semenjak Pilkada serantak gelombang pertama pada 2015 lalu, pesta demokrasi di Kabupaten Bandung disoroti sebagai pesta demokrasi yang sunyi.
“Jangan sampai itu terjadi pada pilkada Kabupaten Bandung tahun ini. Pesta demokrasi ini hajat rakyat. Harusnya penyelenggaraannya jadi meriah. Masyarakat juga harus menyambut dengan suka cita,” katanya.
Dirinya menuturkan, beberapa figur yang kini muncul untuk maju pada kontestasi Pilkada 2020 di Kabupaten Bandung, juga memiliki bekal pengalaman untuk menjadi kepala daerah yang baik. Sebab, figur-figur bakal calon Bupati yang muncul tersebut memiliki beberapa latar belakang yang mumpuni untuk memajukan Kabupaten Bandung.
Oleh karena itu, kata Adiyana, masyarakat Kabupaten Bandung tinggal mengkaji visi dan misi calon Bupati yang berasal dari luar partai penguasa. Ia berharap, masyarakat tidak kembali tertipu oleh janji-janji politik para calon.
“Pahami dan kaji visi misinya nanti setelah KPU menetapkan. Lihat juga bagaimana reaksi para calon pemimpin ini membangun hubungan dengan konstituen. Jangan sampai masyarakat salah pilih,” imbaunya.
Menurutnya, rakyat harus berdaya dalam memilih pemimpin di daerahnya. Rakyat berdaya itu salah satu katagori melek politik, supaya jadi subjek dan objek dalam pesta demokrasi.
Adiyana pun berharap partai politik yang mengusung calon Bupati juga harus bersikap obyektif. Jangan hanya karena adanya transaksi, partai politik mengusung figur yang tidak kompeten.
“Pilkada ini taruhannya adalah citra partai politik. Partai yang mengusung atau mendukung harus betul-betul memilih calon yang kompetensi dan mumpuni memimpin Kabupaten Bandung lima tahun ke depan. Kalau salah memilih figur, ini bisa jadi bumerang,” jelasnya.***
Wartawan: Muhammad Zein