Duduk di taman, membaca buku seraya menikmati segarnya alam. Datang saja ke Taman Perpustakaan di Komplek Pemerintahan Kabupaten Bandung. ‘So pasti kita akan dibuat nyaman dan betah tinggal berlama-lama di sana.
Taman Perpustakaan dibuat tahun 2007. Sebelumnya itu hanya sebuah lahan kosong. Posisinya berada di pinggir perkantoran sebelah selatan. Cuaca di sana cukup sejuk karena dipenuhi pepohonan yang berdaun lebat. Kalau pun kemarau, terik matahari tak akan begitu terasa panas.
Melihat posisi yang cukup bagus untuk dibuat taman, maka Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pertamanan bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan sepakat untuk memberdayakan lahan kosong itu menjadi sebuah taman yang ujung-ujungnya tak hanya sebagai penataan saja, tapi diharapkan menjadi sebuah taman yang bisa dikunjungi untuk masyarakat.
Kemudian, dua instansi ini berpikir akan terasa hambar jika orang hanya nongkrong-nongkrong saja di sana taanpa ada yang bisa dikerjakan. Maka, munculah ide agar taman itu dijadikan sebuah taman edukasi dengan nama Taman Perpustakaan.
Diharapkan pengunjung bisa duduk nyaman seraya membaca buku. Itu baru bermanfaat ganda, ya kenyamanan ya mentuntut ilmu melalui buku.
Jadilah taman itu diresmikan menjadi Taman Perpustakaan. Hasilnya, animo masyarakat cukup bagus. Setiap hari banyak yang datang ke sana, sekitar minimal 50 orang, duduk ditaman itu seraya membaca buku.
Tak hanya kalangan anak-anak dan ABG, kaum dewasa laki perempuan pun berkunjung ke sana. Mereka terlihat asyik dan merasa gembira dengan adanya taman itu. Menurut sejumlah pengunjung, ini baru sebuah sarana yang bermanfaat bagi masyarakat. Pasalnya, di taman ini selain bisa nyaman nongkrong, juga dapat ilmu melalui membaca buku.
Luar biasanya lagi, di taman ini ternyata tersedia fasilitas wifi dan buku online. Itu makanya, pengunjung makin betah. “Hebatlah, Pak Bupati DN,” begitu kata salah seorang pengunjung.
Taman perpustakaan ini juga sering dikunjungi anak TK. Bahkan, pengunjungnya tak hanya warga kabupaten Bandung, dari luar pun banyak. Diantaranya ada yang sekadar mampir.
Namun, dibalik kenyamanan itu, banyak pengunjung yang menyesalkan di sekitar taman itu tidak ada toilet. Padahal, itu sangat diperlukan. Pasalnya, pengunjung seringkali membawa anak-anak yang biasanya sering minta pipis.
“Jadi alangkah sempurnanya jika disediakan juga toilet,” ujar sejumlah pengunjung.
Pengelola Taman Perpustakaan, Yosi mengatakan, untuk menjaga fasilitas dan kebersihan taman, sekolah yang ingin mengunjungi taman harus ada surat izin dari disperkimtan. Tidak ada pungutan biaya apapun.
“Surat izin itu dikirim ke disperkimtan tiga hari sebelumnya. Tidak ada pungutan ‘kok,” ujar Yosi, Rabu (19/2/2020).
Yosi juga mengatakan dulu sebelum Gedung Perpustakaan dibuat, di sekitar taman ini ada perpustakaan mobil atau sering disebut perpustakaan berjalan.***
Wartawan (Job): Adinda Rohimah | Dela Fatimah Azzahra | Editor: denkur