Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menemui warga Desa Sirnamanah, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta. Kedatangannya untuk mendengar langsung keluhan mereka yang terdampak proyek kereta cepat.
DARA| PURWAKARTA- Sejumlah warga mengaku kecewa karena persawahan di Desa Depok yang selama ini menjadi sumber pencaharian hidup tertutup tanah urukan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Tak hanya menutupi persawahan seluas 6 hektare di Blok 8 Parakanleuwi, tapi urugan tanah merah juga menutupi aliran irigasi.Kondisi itu sudah berlangsung sejak Agustus 2019, mereka mengaku belum menerima ganti rugi dari pihak pengembang proyek.
Wakil Gubernur Uu mengatakan, pihaknya berencana akan mempertemukan warga dengan pihak PT KCIC, di kantor desa.
“Kami panggil semua pihak yang berkepentingan di tempat ini, bersama KCIC, WIKA, bersama Pemkab Purwakarta. Nanti akan dirapatkan untuk mencari keputusan terbaik. Keinginan masyarakat oleh petugas sudah terdengar,” ucap Uu yang didampingi Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika.
Uu juga menyampaikan kepada warga, bahwa proyek kereta cepat ini merupakan proyek strategis pemerintah pusat untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah, khususnya Jabar, dan juga bertujuan mengembangkan kota-kota baru.
Namun begitu, Pemprov Jabar berusaha mendengarkan aspirasi warga sekaligus membantu upaya penyelesaian yang terbaik bagi seluruh pihak.
“KCIC program pemerintah, yang manfaatnya sendiri adalah untuk masyarakat, maka harus saling memahami, harus ada rasa memiliki terhadap kereta cepat ini nantinya,” pungkasnya.
Wartawan : Ardian Resco/ Editor : Maji