Ini 7 Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan Kepada Anak

Sabtu, 22 Februari 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi: Liputan6.com/net

Ilustrasi: Liputan6.com/net

Setiap orang tua pasti akan melakukan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Itu sebabnya orang tua terus mengendalikan setiap langkah yang diambil anak, mengajar, dan memotivasi mereka.


Namun, beberapa ungkapan yang menurut orang dewasa mungkin terdengar tidak berbahaya rupanya dapat membahayakan jiwa anak-anak mereka (yang belum dewasa).

Berdasarkan pendapat para psikolog, Bright Side menemukan frasa mana yang dapat memengaruhi prinsip-prinsip kehidupan anak-anak kita di masa depan.

1. Kamu bisa menjadi apa pun yang kamu inginkan

Mendukung anak-anak dalam hobi dan tujuan mereka untuk masa depan adalah hal yang baik. Namun ambisi anak-anak yang berlebihan juga dapat memiliki efek negatif.

Oleh karena itu, sangat penting untuk menyampaikan kepada sang anak bahwa mereka perlu memiliki rencana B, jika mereka tidak meraih impian mereka tentang karier masa depan mereka menjadi kenyataan.

Tidak setiap anak bisa menjadi ahli bedah, astronot, atau bintang sepak bola yang berbakat, bahkan jika mereka terus bekerja keras untuk mencapai tujuan itu. Tugas orang tua adalah mengajarkan anak itu menjadi realistis dan menetapkan tujuan yang bisa dicapai, serta memperingatkan mereka bahwa mungkin ada kekecewaan dalam hidup.

2. Lakukan, bahkan jika kamu tidak bisa

Ketika menyangkut masalah fisik, instruksi ini mungkin membahayakananak.

Ungkapan ini paling sering berasal dariorangtua yang mencoba mewujudkan impian mereka yang tidak terwujud menjadi kenyataan dengan bantuananak-anak mereka (seperti menjadi balerina atau atlet bintang).

Latihan yang terlalu intens dapat berakhir dengan trauma yang dapat mencoret masa depan sanganak.

3. Kamu seperti ayah/ibumu

Tidak ada yang buruk tentang membandingkan anak-anak dengan salah satu kerabat mereka, dalam arti positif.

Namun, sayangnya, frasa ini biasanya memiliki konotasi negatif, dan bukan hanya anak-anak tetapi juga perilaku orang tua yang dikritik.

Ini membingungkan anak-anak, membuat mereka mengambil sisi ayah atau ibu mereka, sementara mereka akhirnya mencoba untuk menyenangkan salah satu dari mereka.

4. Kamu yang terbaik. Tidak ada yang sebanding dengan kamu

Sekalipun kita mengucapkan ungkapan-ungkapan ini dengan cinta, tetap saja, mengidealkan seoranganak mungkin memiliki konsekuensi negatif bagi harga diri mereka.

Ini mengarah ke situasi di manaanak-anak tidak berani mencoba sendiri dalam sesuatu yang baru, takut mereka akan gagal dan tidak akan memenuhi harapanorangtua mereka.

5. Jangan bicara dengan orang asing

Konsep ini terlalu rumit untuk dipahami ketika menyangkut anak kecil.

Selain itu, mereka mungkin mulai menjauh dari semua orang asing, termasuk mereka yang mencoba membantu mereka (seperti petugas pemadam kebakaran atau polisi, misalnya).

Daripada melarang anak berbicara dengan orang asing, lebih baik menjelaskan kepada mereka bagaimana berperilaku dalam situasi tertentu.

Misalnya, jika beberapa pria yang mencurigakan menawarkan permen atau memanggil anak itu ke mobil atau rumahnya.

6. Kamu sangat pintar!

Sekilas, frasa ini mungkin terlihat seperti cara yang baik untuk memuji seoranganak.

Namun, hal itu dapat membuat mereka berpikir bahwa tidak perlu melakukan banyak upaya untuk mencapai kesuksesan, karena mereka memiliki bakat atau kecerdasan alami.

Lebih baik kita mendorong pekerjaan dan upayaanak-anak, daripada fitur mereka.

Misalnya, “kamu telah bekerja sangat keras dalam proyek ini” atau “Ibu yakin kamu akan melakukannya karena kamu telah menghabiskan begitu banyak waktu dan upaya untuk tugas ini.”

7. Biarkan Ibu membantu kamu

Kemampuan seoranganak untuk menentukan kapan mereka benar-benar membutuhkan bantuan dari luar dan kapan mereka dapat mengatasinya sendiri adalah salah satu keterampilan terpenting yang harusanak kita peroleh di usia dini.

Banyakorangtua mendahului kebutuhananak-anak mereka, misalnya, ketika membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah, yang bisa dilakukan seoranganak sendiri.

Di kemudian hari dalam kehidupan dewasa, anakkita akan kesulitan memulai sesuatu yang baru, karena mereka takut gagal.***

Artikel ini dikutip seutuhnya dari NOVA, Sabtu (22/2/2020).

Editor: denkur

Berita Terkait

Ini Manfaat dan Jenis Pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis
Pegadaian Ketuk Pintu Langit Sumsel, Wujud Peduli Kesejahteraan Masyarakat
Gejala dan Pencegahan Chikungunya
Pemberdayaan Masyarakat, Baznas Jabar Gelar Yankesling
Inilah Makna 6 Makanan dan Kebiasaan yang Hadir Saat Perayaan Tahu Baru Imlek
IWAPI DPP Pariwisata Rayakan Hari Gizi Nasional dengan Misi Sosial di Eksotika Baduy
Inilah Fakta Kekhawatiran Gen Z yang Memicu Gangguan Kesehatan Mental
Mengenal Gejala dan Penanganan Gangguan Mental
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 14 Februari 2025 - 08:51 WIB

Ini Manfaat dan Jenis Pemeriksaan Cek Kesehatan Gratis

Kamis, 13 Februari 2025 - 21:43 WIB

Pegadaian Ketuk Pintu Langit Sumsel, Wujud Peduli Kesejahteraan Masyarakat

Senin, 3 Februari 2025 - 10:51 WIB

Gejala dan Pencegahan Chikungunya

Sabtu, 1 Februari 2025 - 13:39 WIB

Pemberdayaan Masyarakat, Baznas Jabar Gelar Yankesling

Rabu, 29 Januari 2025 - 19:30 WIB

Inilah Makna 6 Makanan dan Kebiasaan yang Hadir Saat Perayaan Tahu Baru Imlek

Berita Terbaru

Foto: Istimewa

JABAR

Panglima TNI Kunjungi Makodim 0607/Kota Sukabumi

Sabtu, 22 Feb 2025 - 10:31 WIB