Telkom University menunda pelaksanaan wisuda tahap II tahun akademik 2019-2020. Penundaan pelaksanaan wisuda terhadap 1400 mahasiswa itu untuk mencegah terjadinya penyebaran wabah virus Corona (Covid 19).
DARA | BANDUNG – Rektor Telkom University, Prof. Adiwijaya mengatakan, wisuda merupakan kegiatan yang sifatnya seremonial dan ada penumpukan orang dalam satu tempat.
“Kalau tidak dilakukan antisipasi pasti akan merugikan, bukan hanya civitas akademika saja tapi merugikan masyarakat luas. Apalagi WHO juga sudah menyatakan bawah Corona ini pendemi. Tentunya keputusan WHO dan pemerintah itu sudah melalui berbagai pertimbangan,” kata Adiwijaya di Kampus Telkom University, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/3/2020).
Adiwijaya menyebutkan, acara wisuda biasanya digelar pada Maret dan Agustus. Namun, karena adanya wabah virus Corona, pihaknya menunda pelaksanaan wisuda pada Maret ini.
Dirinya berharap, kegiatan wisuda yang tertunda ini bisa digelar pada Agustus mendatang. Penundaan ini memang sempat dikeluhkan oleh mahasiswa dan orang tuanya. Namun, penundaan tetap harus dilaksanakan oleh pihak kampus, untuk mencegah penyebaran wabah virus Corona di lingkungan kampus Telkom University, karena sudah masuk pada tahap krusial.
“Memang ada keluhan dari mahasiswa, orang tuanya juga sudah ada yang beli tiket dan persiapan lainnya. Tapi pencegahan harus tetap dilakukan, apalagi dalam satu kegiatan wisuda dalam satu ruangan itu kapasitasnya bisa 5000 orang. Jumlah orang yang banyak itu akan sulit dideteksi,” ungkapnya.
Selain penundaan, lanjut Adiwijaya, sebagai pencegahan penularan Corona di lingkungan civitas akademika, pihak kampus selalu mengingatkan pentingnya untuk terus memelihara pola hidup sehat. Termasuk menyediakan hand sanitizer di setiap tempat, koordinasi juga dilakukan pihak kampus dengan pemerintah.
“Kami juga ada call center yang bisa dihubungi kalau ada di lingkungan civitas akademika yang menemukan adanya gejala. Nah, kalau ada gejala segera kami koordinasikan dengan pemerintah untuk segera ditindaklanjuti,” terangnya.
Mengenai aktivitas perkuliahan, lanjut dia, hingga saat ini masih berlangsung termasuk aktivitas perkuliahan tatap muka. Namun jika ditemukan terduga, maka tidak menutup kemungkinan untuk menghentikan aktivitas tatap muka. Pihak kampus tidak akan mengambil resiko dengan merebaknya wabah virus tersebut.
“Jika ada suspect, maka tentu kami akan menghentikan aktivitas tatap muka. Dan bisa saja perkuliahan dilakukan secara online, karena kita juga memang ada fasilitas online yang bisa digunakan. Karena memang selama ini juga fasilitas online itu sudah digunakan sekitar 20 persen dari semua aktivitas perkuliahan,” ujarnya.
Disinggung mengenai perjalanan mahasiswa dan dosen keluar negeri, kata Adiwijaya, sejak Februari lalu telah dihentikan. Begitu juga dengan kunjungan dari luar negeri ke kampus Telkom University pun telah dibatasi.
Mahasiswa dan dosen yang tengah berada di luar negeri pun, telah ditarik dan mengikuti semua prosedur dari pemerintah untuk pemeriksaan kesehatan.
“Sedangkan untuk mahasiswa asing yang kuliah di sini, mereka datang sejak sebelum adanya kasus itu. Jadi mereka dalam keadaan sehat, kecuali kalau mereka sudah kembali ke negaranya dan kembali ke sini mereka harus menjalani pemeriksaan kesehatan,” jelasnya.***
Editor: Maji