Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat akan menggelar pembekalan integrasi bagi petugas kloter selama 10 hari sejak 18 hingga 27 Maret 2020 di Asrama Haji Bekasi.
DARA | BANDUNG – Pembekalan bagi petugas kloter ini salah satu persiapan yang paling penting untuk menyambut operasional penyelenggaraan ibadah haji.
Jawa Barat tahun ini mendapat jatah 96 kloter, sehingga dapat dihitung petugas kloter, Petugas Haji Daerah (PHD), dan Ketua Rombongan (Karom) yang akan ikut.
“Pada pembekalan ini setidaknya berjumlah 1445 peserta, jumlah yang sangat luar biasa, sehingga kita harus mempersiapkan sebaik mungkin, dimulai dari penyediaan fasilitas dan sarana prasarana Asrama Haji Bekasi, kemudian materi fasilitator yang akan diberikan kepada peserta,” ujar Jajang Apipudin, Kepala Seksi Pembinaan Haji dan Umrah Bidang PHU Kanwil Kemenag Jawa Barat dikantornya, Jalan Jenderal Sudirman, Bandung, Selasa (17/3/2020).
Sementara itu Kepala Bidang PHU Kanwil Kemenag Jawa Barat, Ajam Mustajam menuturkan, kegiatan pembekalan terintegrasi tahun ini harus ada yang berbeda. Ia mengakui hal ini dipicu dari beberapa kondisi dan situasi yang sudah berubah dan permasalahan nasional yang sedang dihadapi, yaitu epidemi global virus corona.
“Seperti yang kita ketahui bersama, saat ini kita sedang menghadapi kasus internasional yaitu penyebaran virus corona. Kita tetap harus berhati-hati dan waspada tetapi bukan berarti harus memiliki rasa takut yang berlebihan,”ungkapnya.
Untuk menghadapi hal ini, Ajam meminta pada tim kesehatan yang berasal dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Kota Bandung untuk merumuskan strategi penanganan kewaspadaan ini. “Karena kita akan mendatangkan peserta dengan jumlah yang sangat besar, tentunya kesehatan mereka harus diperhatikan,” tegasnya.
Tidak hanya dari segi kesehatan, Ajam juga menitikberatkan terhadap persiapan Asrama Haji Bekasi yang akan menampung kurang lebih 2000 orang yaitu, peserta dan panitia kegiatan ini. “Jadi, Asrama Haji Bekasi diharapkan dapat berkoordinasi dengan pihak kesehatan untuk persiapan kegiatan ini sebagai usaha preventif virus corona,” ujarnya.
Ajam juga menilai, pengetahuan, wawasan, dan pengalaman fasilitator harus mumpuni dan lebih baik dari peserta pembekalan.
“Fasilitator harus bisa memberikan pemahaman kepada peserta, sehingga mereka dapat menularkan ilmunya kepada jamaah haji yang akan dibawanya,” tegasnya kembali.
Untuk itu Ajam menganjurkan kepada fasilitator agar merumuskan materi-materi yang mudah dipahami dan dikemas menarik, sehingga peserta tidak mengalami kebosanan pada saat mengikuti pembekalan selama 10 hari.***
Editor: denkur