Hujan dengan instensitas tinggi yang mengguyur wilayah Cianjur, Jawa Barat, sejak Kamis (19/3/2020) sore mengakibatkan terjadinya bencana tanah longsor dan banjir di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur.
DARA | CIANJUR – Akibat bencana tanah longsor yang terjadi di Kampung Babakansereh RT 2/6, Desa Selagedang, Cibeber, Cianjur itu membuat akses jalan utama menuju Cianjur bagian selatan terputus. Selain itu, akibat banjir yang terjadi di Desa Cihaur dan Cikondang, Cibeber membuat delapan kepala keluarga terisolir.
“Bahkan, akibat longsor telling tinggi 30 meter dan panjang 25 meter itu akses jalan utama menuju 12 kecamatan di wilayah Cianjur bagian selatan tak dapat dilalui kendaraan baik sepeda motor maupun mobil. Hingga mengakibatkan antrean kendaraan sepanjang tiga kilometer,” kata Yayat (45) seorang warga setempat, kepada wartawan, Jumat (20/3/2020).
Yayat mengungkapkan, material longsoran yang tidak hanya tanah, tetapi juga terdapat batu berukuran besar membuat proses evakuasi longsoran akan memakan waktu cukup lama. Dia pun tidak bisa memastikan jalan akan kembali normal.
“Tidak tahu kapan selesai, tapi kami upayakan segera bisa dilalui. Minimal satu ruas jalan dulu. Makanya kami turunkan dua alat berat,” kata dia.
Kabagops Polres Cianjur, Kompol Warsito mengatakan, untuk sementara arus lalulintas dialihkan ke jalur alternatif melalui jalan menuju situs megalitikum Gunung Padang.
“Ada jalan alternatif, tetap jaraknya memang cukup jauh. Diupayakan segera jalan segera selesai dinormalisasi, sehingga arus kembali normal,” tutur Warsito.
Camat Cibeber, Ali Akbar mengatakan, longsor di titik tersebut merupakan yang kelima selama dua bulan terakhir. Namun untuk longsoran yang hingga menutup total akses jalan baru terjadi di tiga pekan lalu dan Kamis (19/3/2020) malam.
“Kami upayakan agar ada penanganan setelah normalisasi longsor. Seperti penanaman pohon keras, supaya tidak terjadi longsor di jalur utama menuju selatan ini,” jelas Ali.
Selain longsor, lanjut Ali, dua desa di Kecamatan Cibeber tergenang akibat banjir bandang. Bahkan luapan air dari Sungai Cikondang yang diakibatkan jebolnya tanggul irigasi membuat delapan keluarga terisolir.
Rencananya setelah air surut, delapan keluarga tersebut akan diungsikan sementara ke tetangga atau kerabatnya.
“Tadi juga terjadi banjir di dua desa, yakni Cihaur dan Cikondang. Delapan rumah terisolir karena akses satu-satunya tertutup arus sungai. Tapi berangsur surut. Kami sudah imbau agar mereka mengungsi,” ujarnya.
Ali menambahkan, selain menggenang rumah, banjir juga menutup lahan persawahan. Total lahan yang tergenang mencapai 10 hektare.***
Editor: Muhammad Zein