“Sebagai rumah sakit rujukan Covid-19, tentunya kami harus menyiapkan sarana dan prasarana dengan baik. Untuk ruang isolasi, kami sediakan satu gedung Flamboyan dan satu ruang isolasi di ICU,” kata Ratu Tri Yulia.
DARA | CIANJUR – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menyiapkan 50 ruangan isolasi untuk menangani para pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 yang jumlahnya terus meningkat di wilayah itu.
Direktur Utama RSUD Sayang Cianjur, Ratu Tri Yulia Herawati mengatakan, penambahan ruang isolasi akan dilaksanakan secara bertahap, dari yang sekarang baru sekitar lima ruangan menjadi 50 ruangan.
Rencanannya gedung Flamboyan di RSUD Sayang, yang akan dijadikan tempat isolasi khusus penanganan pasien terindikasi Covid-19.
“Sebagai rumah sakit rujukan Covid-19, tentunya kami harus menyiapkan sarana dan prasarana dengan baik. Untuk ruang isolasi, kami sediakan satu gedung Flamboyan dan satu ruang isolasi di ICU,” kata Ratu Tri Yulia saat ditemui di RSUD Sayang, Selasa (14/4/2020).
Menurut Ratu, pengalihan ruangan menjadi isolasi dilakukan secara bertahap lantaran disesuaikan dengan kesiapan jumlah tenaga medis yang ada di rumah sakit tersebut.
“Kami juga tengah siapkan tenaga medisnya, jadi ketika sudah seluruhnya menjadi isolasi, jumlah tenaga medis yang disiapkan khusus untuk penanganan Covid-19 juga sesuai dengan kebutuhan,” jelasnya.
Sementara itu Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan, penambahan jumlah ruangan isolasi di RSUD Sayang dilakukan mengingat jumlah PDP terus meningkat. Sehingga sarana yang ada harus disiapkan agar dapat menampung pasien.
“Apalagi RSUD Sayang ini menjadi rujukan untuk penanganan Covid-19. Makanya harus ditambah,” ujar Herman.
Tidak hanya di rumah sakit, tambah Herman, Pemkab Cianjur nantinya menyiapkan 30.000 kamar karantina yang tersebar di berbagai wilayah, diantaranya di sejumlah vila dan Hotel.
Dia juga menjelaskan, tempat karantina disiapkan sebagai antisipasi kalau memang kasus pasien Corona di Cianjur meningkat, terutama untuk yang sudah masuk PDP. Jika isolasi di rumah sakit penuh, maka kamar karantina bisa jadi alternatif.
“Tapi kami berharap tidak sampai digunakan. Atau dengan kata lain Cianjur tetap aman, tidak ada lonjakan seperti daerah lain. Hingga saat ini juga tidak ada pasien yang positif berdasarkan Swab test. Diharapkan tetap begitu dan Cianjur tetap jadi zona hijau,” katanya.
Herman menyebutkan, hingga hari ini jumlah PDP di Cianjur tercatat ada 30 orang. Sebanyak 6 orang dinyatakan selesai pengawasan, 5 orang meninggal, dan 19 orang lainnya masih ditangani di rumah sakit.
Sedangkan untuk jumlah ODP sebanyak 523 orang, 116 orang selesai pemantauan dan 407 masih pemantauan.***
Editor: Muhammad Zein