Pelaksanaan hilal ini bersamaan dengan fenomena bulan meredup yang sebenarnya adalah fase bulan baru. Fase ini berlawanan dengan purnama ketika bulan bersinar bulat dan terang.
DARA| JAKARTA- Kementerian Agama nanti sore, Kamis (23/4/2020) akan menggelar Sidang Isbat untuk menentukan awal bulan Ramadan 1441 H. Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin menjelaskan sidang Isbat nantinya akan memanfaatkan sarana sambungan jarak jauh atau teleconference.
“Seiring kebijakan physical distancing dan sesuai protokol kesehatan, kita menghindari ada kerumunan. Sidang isbat akan memanfaatkan teknologi teleconference. sehingga peserta dan media tidak perlu hadir di Kementerian Agama,” kata Kamaruddin dalam keterangan tertulis.
Sementara itu, peneliti senior di Planetarium Jakarta, Widya Sawitar mengatakan pihaknya akan melakukan pengamatan hilal untuk menentukan awal bulan puasa Ramadan 1441 H ini secara tertutup di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara imbas kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kegiatan itu bersifat tertutup karena pihak Ancol tengah menutup kawasan mereka, berdasarkan kebijakan demi menekan pandemi virus corona SARS-Cov-2 (Covid-19).
“Karena kondisi sekarang, sifatnya tertutup dan kawasan TIJ Ancol juga tutup. Petugas juga dibatasi,” kata Widya seperti dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (22/4/2020).
Pelaksanaan hilal ini bersamaan dengan fenomena bulan meredup yang sebenarnya adalah fase bulan baru. Fase ini berlawanan dengan purnama ketika bulan bersinar bulat dan terang.
Menurut Kepala Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin istilah bulan meredup tidak ditemukan dalam astronomi.
“Dalam astronomi tidak dikenal istilah bulan meredup. Besok (hari ini) adalah saat pergantian bulan dalem kalender lunar atau qamariyah. Tanggal 23 besok adalah saat rukyat hilal (pengamatan bulan sabit pertama) untuk penentuan Ramadhan. Bulan dalam bentuk sabit yang sangat tipis. Sesungguhnya sangat sulit untuk diamati,” tuturnya via pesan teks saat dihubungi terpisah.
Penjelasan Fenomena Bulan Meredup, Bertepatan Penentuan HilalKetipisan sabit pada fase bulan baru yang sulit diamati. (dok. Planetarium)
Cara pengamatan hilal Ramadan
Lebih lanjut, pengamatan hilal yang akan dilakukan Planetarium Jakarta, didasarkan pada posisi Bulan yang telah melewati tahap konjungsi atau ijtimak.
Pengamatan akan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek astronomis (hisab), pelaksanaan rukyat (aktivitas mengamati visibilitas hilal).
Berdasarkan perhitungan, Matahari akan terbenam apabila dilihat dari kawasan Taman Impian Jaya Ancol pada pukul 17:48 WIB. Artinya, kondisi fase Bulan yang rencananya akan diobservasi saat Matahari terbenam sudah melawati masa ijtimak yang terjadi pukul 09:26 WIB.
“Disebut sebagai Anak Bulan yang usianya 8 jam 22 menit 3 detik. Jadi, dari analisis perhitungan astronomis bahwa Anak Bulan kemungkinan dapat diobservasi,” kata Widya.
“Selain itu, Anak Bulan atau hilal akan terbenam pukul 18:06:47,97 WIB. Jadi ada kesempatan selama 17 menit 52,69 detik untuk mengamati hilal sebelum akhirnya terbenam di ufuk dihitung sejak terbenamnya Matahari,” lanjut dia.
Berdasarkan hasil murni perhitungan (hisab) itu hilal sudah wujud atau berharga positif pada hari hisab dan hari rukyat serta hari ijtimak. Jadi kecenderungannya bahwa bulan Syaban 1441 H tidak akan digenapkan menjadi 30 hari, demikian pula tanggal 1 Ramadan 1441 H akan jatuh pada hari Jumat tanggal 24 April 2020.
Selain hasil murni perhitungan, penentuan hari pertama puasa juga dihitung dari hasil observasi (rukyat) 82 titik lokasi pengamatan yang dilakukan pada hari rukyat, yaitu saat Matahari terbenam pada Kamis (23/4/2020), semisal ada kesaksian maka kecenderungannya akan diterima karena berbasis kriteria praktis.
Penjelasan Fenomena Bulan Meredup, Bertepatan Penentuan HilalIlustrasi perkiraan pengamatan hilal Ramadan 1441 H hari ini. (dok. Planetarium)