Air PDAM sering tidak ngocor. Bahkan, saat ngalir pun warna airnya terkadang berwarna hitam pekat persis air kopi. Warga pun resah.
DARA | BANDUNG – Kondisi itu terjadi di Komplek Perumahan Sanggar Indah Banjaran Desa Nagrak Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Salah satu warga Rt 02 Rw 06 komplek perumahan tersebut, Fuad Zakaria mengatakan, warga merasa sangat tidak nyaman dengan pelayanan PDAM Tirtaraharja, beberapa hari ini.
Aliran air sering kali mati dan air berwarna hitam pekat seperti air kopi. “Jumat kemarin aliran air mati dari subuh hingga malam, dan ini bukan pertama kalinya, sering banget. Terus kemarin juga airnya berwarna hitam pekat, udah kayak air oli atau air kopi. Gimana kita bisa pakai?” ujar Fuad kepada dara.co.id di kediamannya, Sabtu (9/5/2020).
Fuad menjelaskan kondisi tersebut tidak hanya dirasakan olehnya, hampir semua warga di komplek perumahan itu juga mengalami hal yang sama.
“Belum lagi tagihan yang tiba-tiba naik berkali-kali lipat. Bulan April mertua saya bayar tagihan hanya sekitar Rp99.000, masa bulan sekarang harus bayar Rp600 ribu, dan kenaikan itu tanpa pemberitahuan,” jelasnya.
Warga sudah komplain langsung ke kantor PDAM, namun katanya komplain harus diajukan melalui whatsapp. “Itupun sudah dilakukan, jawabannya hanya nanti akan segera ditindaklanjuti oleh pihak mereka (PDAM), tapi entahlah kok begitu terus,” keluh Fuad.
Selain Fuad, Budiharto, warga Komplek Perumahan Parahyangan Kencana Blok E Desa Ciluncat juga mengeluhkan seringnya air mati di hari Jum’at.
“Air tuh mati dari subuh hingga malam belum juga nyala. Kalau mati itu pasti hari Jum’at,padahal kan hari itu banyak orang perlu air buat persiapan ibadah,” keluhnya.
Menurut Budi, seharusnya pihak PDAM memberi surat edaran atau informasi resmi kapada tiap pelanggan kalau saluran air mau dimatikan. Jadi masyarakat bisa siap-siap menampung air.
“Harusnya ada pemberitahuanlah kalau mau dimatikan atau ada perbaikan, jadi kita siap-siap nampung air, ini kan buat mandi aja susah jadi harus beli air isi ulang,” ujarnya.***
Editor: denkur