Di Kabupaten Garut Harga Gula Pasir Masih Tinggi

Jumat, 15 Mei 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Foto ilustrasi merdeka.com)

(Foto ilustrasi merdeka.com)

“Sekarang seminggu dua kali, sejak adanya wabah Covid-19 kami minta UPT lapor soal harga gula ini. Momentum hari raya keagamaan tak pengaruh (ke harga gula). Makanya kami rutin memantau,” ujar Erwin Rianto Nugraha.


DARA | GARUT – Harga gula pasir di sejumlah pasar yang ada di Kabupaten Garut, Jawa Barat, masih cukup tinggi. Selain gula, harga daging sapi juga mulai mengalami kenaikan menjelang hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah.

Kabid Perdagangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Garut, Erwin Rianto Nugraha, mengatakan harga gula pasir di pasaran masih pada kisaran Rp18 ribu per kilogram. Padahal normalnya, harga gula berada berkisar Rp12 ribu per kilogram.

Pihaknya pun rutin melakukan pemantauan harga gula pasir. Setiap pekan, para UPT pasar diminta untuk melaporkan perkembangan harga gula.

“Sekarang seminggu dua kali, sejak adanya wabah Covid-19 kami minta UPT lapor soal harga gula ini. Momentum hari raya keagamaan tak pengaruh (ke harga gula). Makanya kami rutin memantau,” ujar Erwin saat ditemui di kantornya, Jumat (15/5/2020).

Untuk daging sapi, Erwin menyebut, mulai mengalami kenaikan. Walau tak terlalu tinggi kenaikan harganya. Daging sapi masih dijual para pedagang di kisaran Rp 120 ribu per kilogram

“Berdasarkan laporan, naiknya sedikit menjelang hari raya. Daging ayam juga harganya sudah normal lagi di angka Rp 30 ribu,” katanya.

Pihaknya, kata Erwin, menjamin tak ada daging celeng yang dijual para pedagang di sejumlah pasar di Kabupaten Garut. Biasanya daging celeng tersebut dijual dalam bentuk daging beku.

Para pedagang enggan menjual daging beku. Selain kurang laku, juga untuk mengantisipasi peredaran daging celeng yang disebut daging sapi.

“Apalagi jelang lebaran ini, kami antisipasi agar tak ada daging celeng yang beredar. Kami pastikan semuanya daging sapi yang aman dikonsumsi,” ungkapnya.

Dirinya menambahkan, para pedagang di Garut memilih menjual daging sapi segar. Biasanya daging sapi yang dijual, baru disembelih.

“Para pembeli juga sudah bisa membedakan daging segar dan daging beku. Kami juga lakukan pengecekan agar tak ada modus seperti yang dilakukan di Bandung,” pungkasnya.***

 

Editor: Muhammad Zein

Berita Terkait

Banjir Bandang Sungai Cipager Cirebon, DBMPR Jabar Tetapkan Tanggap Darurat
Sekilas Mengenal Golok Cisaat Sukabumi
Bhakti Sosial, Polres Sukabumi Gelar Operasi Katarak Gratis
Penambang Ilegal di Subang Bandel, Pj. Bupati Gandeng Sekda Jabar Tinjau Lokasi
Seorang Perempuan Tewas di Pematang Sawah, Mulutnya Berdarah, Celana Korban Robek
BIJB Siap Layani Jamaah Haji Jabar tahun 2025, Dedi Taufik : Kuantitas Ditambah
Pengurusan PBG Kurang dari 3 Jam Diterapkan di 27 Kabupaten/Kota se-Jawa Barat
Dinilai Peduli Lingkungan, Sejumlah Perusahaan di Jabar Terima Sertifikat Biru
Berita ini 12 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 19 Januari 2025 - 21:52 WIB

Banjir Bandang Sungai Cipager Cirebon, DBMPR Jabar Tetapkan Tanggap Darurat

Sabtu, 18 Januari 2025 - 22:40 WIB

Sekilas Mengenal Golok Cisaat Sukabumi

Sabtu, 18 Januari 2025 - 22:23 WIB

Bhakti Sosial, Polres Sukabumi Gelar Operasi Katarak Gratis

Sabtu, 18 Januari 2025 - 12:24 WIB

Penambang Ilegal di Subang Bandel, Pj. Bupati Gandeng Sekda Jabar Tinjau Lokasi

Sabtu, 18 Januari 2025 - 11:30 WIB

Seorang Perempuan Tewas di Pematang Sawah, Mulutnya Berdarah, Celana Korban Robek

Berita Terbaru