“Memang harganya terus naik, tidak tahu penyebabnya apa. Sebetulnya, jika melihat harga modal. Idealnya kami (Pedagang) menjual dengan harga Rp38 ribu per kilogram. Tapi karena, takut tidak ada yang membeli, akhirnya kami sepakat untuk menjual harga ayam potong di kisaran Rp36 ribu per kilogram,” kata Siti Maryati.
DARA | CIANJUR – Harga komoditas daging ayam potong di Pasar Induk Pasir Hayam, Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, hingga tiga hari menjelang perayaan Idulfitri 1441 Hijriah terus melonjak.
Berdasarkan pantauan, harga daging ayam potong melonjak menjadi Rp36 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp25 ribu per kilogram. Kenaikan harga itu sudah terjadi sejak satu pekan terakhir.
Siti Maryati (40), seorang pedagang ayam potong, mengungkapkan tidak mengetahui persis penyebab terus melonjak harga daging ayam potong di pasaran.
Siti mengatakan, kenaikan harga itu sudah terjadi sejak di tingkat bandar. Para pedagang mendapatkan harga modal untuk daging ayam itu bekisar Rp28 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.
“Memang harganya terus naik, tidak tahu penyebabnya apa. Sebetulnya, jika melihat harga modal. Idealnya kami (Pedagang) menjual dengan harga Rp38 ribu per kilogram. Tapi karena, takut tidak ada yang membeli, akhirnya kami sepakat untuk menjual harga ayam potong di kisaran Rp36 ribu per kilogram,” kata Siti kepada wartawan, Rabu (20/5/2020).
Meskipun harganya terus mengalami kenaikan, lanjut Siti, tetapi tidak berdampak terhadap omzet penjualan para pedagang. “Pembeli masih lumayan banyak, meskipun harganya terus naik. Dalam sehari dapat menjual sekitar 70-80 kilogram,” ujarnya.
Sebab sambung Siti, untuk komoditas ayam potong jika harganya mahal justru penjualan bagus. Tetapi jika harganya murah penjualan daging ayam justru merosot.
“Kalau harga daging ayam murah justru susah lakunya, tapi kalo mahal justru laku,” pungkasnya.***
Editor: Muhammad Zein