APBN 2020 Devisit Rp179,6 Triliun, Ini Kata Menkeu Sri Mulyani

Selasa, 16 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Keuangan, Sri Mulyani

Menteri Keuangan, Sri Mulyani

Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN hingga akhir Mei 2020 sebesar 1,10 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau senilai Rp179,6 triliun.


DARA| JAKARTA- Realisasi itu 21,1 persen dari target APBN 2020 dalam Perpres Nomor 54 Tahun 2020 sebesar Rp852,9 triliun atau 5,07 persen dari PDB.

Realisasi ini lebih buruk dibanding defisit pada Mei 2019 yang mencapai Rp125,8 triliun atau 0,79 persen dari PDB. Kondisi defisit itu dianggap tidak terlepas dari gejolak perekonomian global pada 2020, terutama akibat wabah virus corona, termasuk di Indonesia yang menyebabkan berhentinya aktivitas ekonomi dan sosial.

“Ini berarti terjadi kenaikan defisit 42,8 persen karena kelihatan seluruh penerimaan negara terkontraksi,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers APBN Kinerja dan Fakta, pada Selasa (16/6/2020).

Secara nominal, dia menyebutkan, penerimaan negara pada periode itu mencapai Rp664,4 triliun atau baru mencapai 37,7 persen dari target penerimaan negara pada 2020 yang dipatok dalam Perpres 54/2020 sebesar Rp1.760,9 triliun. Capaian itu tak jauh lebih rendah dari catatan Mei 2019 sebesar Rp730,1 triliun.

“Dibanding Mei tahun lalu pendapatan negara kontraksi 9,0 persen. Dari sisi penerimaan perpajakan 36 persen dari target Perpres 54. Pajak sendiri sampai akhir Mei Rp440,6 triliun atau 35,4 persen dari target Perpres 54 artinya pajak kontraksi 10,8 persen dari realisasi tahun lalu,” ungkapnya, seperti dikutip vivanews.

Sementara itu, untuk belanja negara, tercatat sudah mencapai Rp843,9 triliun hingga akhir Mei 2020 atau mencapai 32,3 persen dari target belanja negara dalam Perpres 54/2020 yang sebesar Rp2.613,8 triliun. Meski begitu, gelontoran belanja negara itu juga di bawah dari catatan hingga akhir Mei 2019 sebesar Rp855,9 triliun.

“Pada akhir Mei penerimaan negara mengalami kontraksi seperti yang telah kita sampaikan dalam Perpres 54 akan ada ekspektasi kontraksi penerimaan dibanding tahun lalu akibat covid-19 ini,” tegas Sri.

Dengan catatan tersebut, maka keseimbangan primer, dikatakan Sri, hingga akhir Mei 2020 mengalami kontraksi Rp33,9 triliun atau mencapai 6,6 persen dari target defisit keseimbangan primer yang dipatok Perpres 54/2020 sebesar Rp517,8 triliun. Lebih buruk dari defisit keseimbangan primer Mei 2019 yang surplus Rp1,3 triliun.

 

Editor : Maji

Berita Terkait

Presiden Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Dorong UMKM Lokal, Pertamina Patra Niaga Regional JBB Hadirkan Kembali SME Market 2024 di Bandung
UNIQLO Senayan City, Tampil Lebih Segar dan Hadirkan Layanan RE.UNIQLO STUDIO dan UTme!
Simak Nih, Pernyataan Keras Erick Thohir Usai Dikalahkan Jepang
Usai Dikalahkan Jepang, Begini Peluang Indonesia Jika Ingin Lolos ke Piala Dunia 2026
Presiden Prabowo Subianto Dianugerahi Tanda Kehormatan Tertinggi “Grand Cross of the Order of the Sun of Peru”
Persaingan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Semakin Ketat, Begini Peluang Timnas Indonesia
Raih Puluhan Logam Mulia dan Motor Sport di MyPertamina Fair 2024, Tukarkan Poin Anda Sekarang!
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 18:25 WIB

Presiden Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina

Sabtu, 16 November 2024 - 14:45 WIB

UNIQLO Senayan City, Tampil Lebih Segar dan Hadirkan Layanan RE.UNIQLO STUDIO dan UTme!

Sabtu, 16 November 2024 - 13:47 WIB

Simak Nih, Pernyataan Keras Erick Thohir Usai Dikalahkan Jepang

Sabtu, 16 November 2024 - 10:00 WIB

Usai Dikalahkan Jepang, Begini Peluang Indonesia Jika Ingin Lolos ke Piala Dunia 2026

Sabtu, 16 November 2024 - 09:34 WIB

Presiden Prabowo Subianto Dianugerahi Tanda Kehormatan Tertinggi “Grand Cross of the Order of the Sun of Peru”

Berita Terbaru