“Kita juga masih menimang-nimang, untuk model pembelajaran anak kelas satu. Karena, pembelajaran kelas satu beda dengan kelas lainnya,” ujar Asep Nirwan.
DARA | BANDUNG – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, tengah berkonsentrasi mencari model yang tepat untuk pembelajaran murid-murid Sekolah Dasar (SD) kelas I. Pasalnya, disaat pandemi Covid-19 ada protokol kesehatan yang harus ditempuh sehingga pembelajaran dilakukan secara online melalui media dalam jaringan (daring).
“Kita juga masih menimang-nimang, untuk model pembelajaran anak kelas satu. Karena, pembelajaran kelas satu beda dengan kelas lainnya,” ujar Kepala Bidang TK/SD Disdik KBB Asep Nirwan didampingi Kasi Kurikulum Unang R saat ditemui di Ngamprah, Selasa (23/6/2020).
Jika murid-murid kelas dua hingga kelas enam bisa melaksanakan pembelajaran tersebut secara daring, maka tidak demikian dengan kelas satu. Tetap harus ada pembelajaran secara tatap muka atau melalui luar jaringan (luring).
Kemungkinannya, untuk membangun chemistry diantara guru dan murid kelas I bisa dilaksanakan secara kerja tim. Guru-guru kelas lainnya bisa membantu memberikan pelajaran pada murid-murid kelas I tersebut.
“Katakanlah di sekolah menerima PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) 40 siswa. Masukan (anak-anak didik) keempat ruang kelas. Jadi 1 ruang hanya 10 orang, kemudian dikoordinasikan dengan guru yang mengajar di kelas itu,” beber Asep.
Untuk proses pembelajaran selanjutnya, guru dengan bantuan orangtua murid bisa belajar secara daring. Pihaknya, tengah menyiapkan modul atau model pembelajaran seperti video tutorial dan sebagainya.
Namun hal itu baru sebatas rancangan. Karena pelaksanaan pembelajaran untuk tahun ajaran baru ini, masih dalam tahap persiapan menghadapi berbagai kemungkinan. Pertama, model pembelajaran dengam kondisi normal. Kedua, perpaduan antara normal dan penerapan Belajar dari Rumah (BDR). Dan ketiga full BDR.
“Tapi kita konsen di full BDR. Maka full BDR itu kita membagi dua kategori, penyiapan strategi dan pembelajaran,” pungkasnya.***
Editor: Muhammad Zein