Begini Pola Pengasuhan Anak Saat Adaptasi Kebiasaan Baru

Jumat, 26 Juni 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Teh Nia saat telekonference (Foto: Humas Pemkab Bandung)

Teh Nia saat telekonference (Foto: Humas Pemkab Bandung)

Tantangan pola pengasuhan anak di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) setelah mengalami pandemi yang cukup lama memang memiliki kesulitan tersendiri.


DARA | BANDUNG – Begitu kata Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bandung Kurnia Agustina Naser.

Menurutnya, ada beberapa hal yang menjadi challenge bagi para orangtua khususnya para ibu dimana anak-anak dipaksa untuk bisa beradaptasi dengan situasi saat ini.

“Misalnya anak harus memakai masker, berapa lama sih anak bisa standby, duduk, diam memakai masker. Belum lagi harus cuci tangan setiap habis melakukan kegiatan, seberapa patuhnya sih mereka terhadap itu, dan anak-anak itu senang bermain berkumpul bersama temannya, susah sekali untuk memberi pemahaman soal social distancing kepada mereka,” ujarnya saat diwawancara dara.co.id di Soreang, belum lama ini.

Hal lain yang menjadi tantangan adalah pola pendidikan juga menggunakan online, lanjut Nia, untuk awal-awal pasti terjadi bounding antara ibu dan anak. Namun, seiring berjalan waktu dengan banyaknya tugas tambahan yang harus dikerjakan akhirnya si anak akan menjadi bosan.

“Ini challenge di keluarga, lebih bagus kalau keluarga bisa melakukan inovasi atau kreatifitas seperti menciptakan permainan di rumah bersama seluruh anggota keluarga, biar nggak bosen,” lanjutnya.

Namun, menurut Nia yang paling dikhawatirkan adalah jika orangtua ikut stress, salah-salah anak yang jadi sasaran. Itulah yang menjadi program P2TP2A dimana anak-anak jangan sampai menjadi korban kekerasan baik fisik atau verbal akibat orangtua yang stress menghadapi situasi sulit di masa pandemi misalnya menjadi misbar akibat kehilangan pekerjaan dan sebagainya.

Di sisi lain, untuk keluarga yang salah satu anggotanya terindikasi terpapar covid-19, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan yang berjejaring dengan puskesmas dan gugus tugas seperti dinsos untuk melakukan giat parenting kepada para regal yaitu tetangga-tetangga di sekitar rumah korban untuk tidak menciptakan stigma buruk ketika kasus positif terjadi, bahkan harus memberikan support.

Sedangkan untuk keluarga yang anggotanya terkena covid-19, mereka harus melakukan rapidtest dan swabtest termasuk anak-anaknya juga.

“Kebetulan di Kabupaten Bandung ada rumah karantina di BLK Manggahang, Baleendah yang memungkinkan untuk bisa menampung para keluarga yang terindikasi terpapar covid-19, bahkan anak anaknya pun bisa ditampung disana sesuai dengan protokol yang berlaku,” ujar Nia.

Lebih jauh Nia menuturkan di Kabupaten Bandung terdapat beberapa kampung tangguh covid-19 seperti misalnya yang terpantau olehnya di Desa Cileunyi Kulon yang mana mereka berupaya menguatkan ketahanan warga desa termasuk giat posyandu tidak berhenti untuk menjaga imun dan daya tahan tubuh anak terutama balita.

Untuk pelaksanaan kegiatan posyandu, Nia mengaku pihaknya terus mengcompare dengan rekan-rekan dari dinas kesehatan terkait protokolnya, karena menurutnya kader harus terjamin keselamatannya, sementara Bidan juga tidak mungkin menyuntik imunisasi secara virtual.

Semuanya harus sesuai protap minimal pada saat pelaksanaan harus memakai APD namun jangan sampai membuat takut si anak, “Ini challenge banget ya, soalnya anak-anak lihat badut aja takut apalagi lihat orang pake APD,” katanya.

“Sebelum terjadi pandemi, memang kita punya program untuk pencegahan stunting dimana imunisasi itu tidak boleh terputus. Namun, saat terjadi pandemi secara otomatis selama tiga bulan tidak ada kegiatan imunisasi dan pada saat sekarang dilaksanakan lagi, kita tetap tidak boleh abai terhadap protap protokol kesehatan karena kader, bidan dan keluarga yang datang ke posyandu pun harus terjamin keamanan, keselamatan dan kesehatannya,” imbuhnya.

Editor: denkur

Berita Terkait

Bupati Bandung Ingin Menambah Jumlah Desa Jadi 411 Desa, Ini Alasannya
Tren Mobile Entertainment dan Media Sosial 2024, Gen Z Nilai TikTok Sebagai Media Sosial Paling Informatif
Pemda Provinsi Jawa Barat Mengawasi Pembongkaran Pagar Laut di Bekasi
Besti 2025 Dibuka Lagi Lho, Siapkan Syarat-syarat Ini
Pemprov Jabar Evaluasi Kerja Sama dengan PT TRPN Soal Pagar Laut Bekasi
Soal Pagar Laut Bekasi, KKP Beri Sanksi PT TRPN
HARI PERS NASIONAL 2025, Bey Machmudin: Membangun Sikap Kritis dan Berintegritas
Jaga Ekosistim TPA Saimukti, Penanganan Sampah Bandung Raya Dilakukan Kewilayahan
Berita ini 4 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 12 Februari 2025 - 09:47 WIB

Bupati Bandung Ingin Menambah Jumlah Desa Jadi 411 Desa, Ini Alasannya

Rabu, 12 Februari 2025 - 09:20 WIB

Tren Mobile Entertainment dan Media Sosial 2024, Gen Z Nilai TikTok Sebagai Media Sosial Paling Informatif

Selasa, 11 Februari 2025 - 13:35 WIB

Besti 2025 Dibuka Lagi Lho, Siapkan Syarat-syarat Ini

Selasa, 11 Februari 2025 - 13:04 WIB

Pemprov Jabar Evaluasi Kerja Sama dengan PT TRPN Soal Pagar Laut Bekasi

Selasa, 11 Februari 2025 - 12:54 WIB

Soal Pagar Laut Bekasi, KKP Beri Sanksi PT TRPN

Berita Terbaru

mobil sim keliling kabupaten Bandung

BANDUNG UPDATE

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kabupaten Bandung, Rabu 12 Februari 2025

Rabu, 12 Feb 2025 - 06:26 WIB

mobil sim keliling kota Bandung

BANDUNG UPDATE

Lokasi Mobil SIM Keliling di Kota Bandung, Rabu 12 Februari 2025

Rabu, 12 Feb 2025 - 06:23 WIB