“Partisipasi masyarakat menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) merupakan kunci pengendalian Covid-19, sehingga kesiapan testing di daerah-daerah juga harus diperkuat khususnya dengan tes PCR yang target kami minimal 10 sampai 15 ribu PCR testing perminggu,” ujar Ridwan Kamil.
DARA | BANDUNG – Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta masyarakat tidak terlena, meski sebagian daerah telah menerapkan adaptasi kebiasaan baru (AKB). Pasalnya, masih ada beberapa wilayah yang melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
“Kemudian juga kita ketahui Jabar masih melaksanakan PSBB, cuma dibagi dua, ada yang PSBB proporsional di Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi), dan PSBM (pembatasan sosial berskala mikro) di non Bodebek,” ujarnya, di Markas Polda Jabar, Selasa (7/7/2020).
Emil, sapaan akrab gubernur, mengajak masyarakat untuk sama-sama membantu mengendalikan penyebaran virus corona baru. Hal ini penting mengingat masyarakat menganggap AKB adalah kehidupan normal sebelum adanya pandemi.
“Partisipasi masyarakat menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) merupakan kunci pengendalian Covid-19, sehingga kesiapan testing di daerah-daerah juga harus diperkuat khususnya dengan tes PCR yang target kami minimal 10 sampai 15 ribu PCR testing perminggu,” cetusnya.
Di kesempatan itu, Emil pun meminta agar sekolah tidak melakukan pembelajaran tatap muka, meski tahun ajaran baru dimulai 13 Juli 2020. Terkecuali, sambung dia, daerah bersangkutan telah masuk zona hijau sesuai penilaian Gugus Tugas Covid-19 Jabar.
“Mau seminggu atau beberapa minggu lagi, memang kurikulumnya masuk 13 Juli, tapi pertemuan fisiknya belum boleh, kecuali masuk zona hijau atas koordinasi dengan gugus tugas. Sekolah swasta tidak boleh ada pertemuan fisik sebelum ada izin dari kami,” pungkas Emil.***
Editor: Muhammad Zein