“Ya lumayan lah, kita banyak pesanan. Tapi sehari kita hanya bisa membuat 1.000 layang-layang,” ujar Asep Supriatna.
DARA | BANDUNG – Bagi warga Desa Singajaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, libur panjang seperti sekarang ini merupakan saat yang dinantikan. Pasalnya, warga di sana mayoritas merupakan pengrajin layang-layang yang banyak menerima orderan.
Pengrajin layang-layang di daerah tersebut cukup kebanjiran pesanan. Terlebih memasuki musim kemarau, dipastikan pesanan demi pesanan bakal mereka terima.
“Ya lumayan lah, kita banyak pesanan. Tapi sehari kita hanya bisa membuat 1.000 layang-layang,” ujar Asep Supriatna (50), salah seorang pengrajin layangan saat ditemui dara.co.id di Kampung Mekar Wangi RT 02 RW 11, Selasa (7/7/2020).
Untuk menghasilkan 1.000 layangan, Asep dibantu empat orang tetangganya. Karena jika dikerjakan sendiri, maka bisa memakan waktu hingga enam hari lamanya.
Asep mengaku, laba bersih dari produksi 1.000 layangan yang masuk ke sakunya hanya Rp50.000. Keuntungan tersebut dikantonginya setelah dihitung-hitung untuk biaya pembelian bahan dan upah pekerjaan teman-temannya.
Untuk pasar, ia dan pengrajin lainnya tidak kesulitan. Karena produksinya sudah siap dibeli oleh bandar yang datang dari luar daerah.
Sayangnya, ia masih terkendala dengan modal. Untuk pembelian bahan-bahan seperti bambu, kertas, benang, lem, dibutuhkan modal yang lumayan besar.
“Ya, kita kayak kuli saja. Lain ceritanya kalau punya modal sendiri,” ujar Asep yang sudah menekuni pembuatan layangan sejak 30 tahun lalu.***
Editor: Muhammad Zein