“Hari ini ada yang pulang. Jadi tinggal seorang lagi. Itupun tinggal menunggu swab tes keduanya,” ujar Nanang Ismantoro.
DARA | BANDUNG – Ruang Isolasi pasien Covid-19 di Aula Masjid Ash-Shiddiq di Komplek Perkantoran Kabupaten Bandung Barat (KBB), Ngamprah tidak akan lama lagi bisa difungsikan kembali. Pasalnya, pasien yang menghuni ruangan tersebut kini tinggal satu orang lagi.
“Hari ini ada yang pulang. Jadi tinggal seorang lagi. Itupun tinggal menunggu swab tes keduanya,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, Nanang Ismantoro, saat ditemui di Ngamprah, Senin (13/7/2020).
Hasil swab tes pertama, kata Nanang, setelah pasien pria yang berasal dari Desa Pataruman, Kecamatan Cihampelas tersebut menjalani isolasi dinyatakan negatif. Nanang memastikan, untuk swab tes kedua bisa dilaksanakan, Selasa (14/7/2020) besok.
Apabila beberapa hari kemudian hasil swab kedua positif, maka pria yang berprofesi sebagai Satpam tersebut bisa pulang. Dengan demikian, ruang isolasi Ash-Shiddiq tidak lagi berpenghuni.
“Kalaupun ada pasien baru, kita tempatkan saja di tiga RSUD yang ada di KBB. Karena sesuai keinginan bapak (bupati), ruang isolasi itu difungsikan lagi untuk kegiatan keagamaan,” tutur Nanang.
Ia juga mengungkapkan, meski KBB masih dinyatakan zona kuning, namun pasien positif di KBB mengalami perkembangan kesembuhan yang cukup signifikan. Hingga saat ini, pasien yang masih dalam pemantauan berjumlah 9 orang.
Saat ini, pasien tersebut ada yang dirawat di rumah sakit, isolasi di aula Masjid Ash-Shiddiq dan isolasi mandiri. Untuk dirawat di RS Santosa 1 orang, RS Dustira 1 orang, RS Cililin 1 orang, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Jabar 1 orang dan isolasi mandiri 4 orang.
“Sebenarnya, kalau dilihat dari data yang kita miliki, jumlah pasien yang sembuh mengalami peningkatan. Semoga saja, tidak ada lagi pasien baru,” ujarnya.
Terkait kasus klaster Secapa AD, Nanang tidak banyak berbicara. Karena selama ini Secapa AD telah melakukan karantina mandiri di lingkungan Pusdiknya. Meski demikian, pihaknya akan berupaya untuk melakukan tracking untuk mengetahui ada tidaknya keluarga dari klaster tersebut sebagai penduduk KBB.***
Editor: Muhammad Zein