“Bisa juga jadi maggot sebagai bahan pakan untuk berbagai jenis ternak, baik ikan, lele, ayam, kalkun maupun unggas lainnya. Secara garis besar, sampah organik ini bisa meningkatkan ketahanan pangan masyarakat desa,” kata Dadang M. Naser.
DARA | BANDUNG – Desa Ciheulang, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat akan memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R). TPS yang dibiayai pemerintah pusat dan daerah, pihak swasta serta swadaya masyarakat itu, dibangun di atas lahan milik desa.
Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser mengatakan, TPS 3R tersebut dibangun sebagai sumber organik dan ekonomi. Sampah organik, terangnya, bisa dipergunakan sebagai pupuk untuk pertanian.
“Bisa juga jadi maggot sebagai bahan pakan untuk berbagai jenis ternak, baik ikan, lele, ayam, kalkun maupun unggas lainnya. Secara garis besar, sampah organik ini bisa meningkatkan ketahanan pangan masyarakat desa,” ungkap Dadang Naser di sela-sela acara Peletakan Batu Pertama TPS 3R di Desa Ciheulang Kecamatan Ciparay, Selasa (21/7/2020).
Bupati menuturkan, lahan di sekitar TPS itu cukup luas untuk bisa dibangun peternakan ayam, baik petelur, pedaging, maupun ayam kampung. Di Kabupaten Bandung sendiri, TPS 3R sudah diterapkan di berbagai desa yang memiliki bank sampah.
“Jadi kegiatan semacam ini sudah dilaksanakan, antara lain di Banjaran dan Pangalengan. Tinggal nanti kita tinjau, bagaimana kelanjutan pengelolaannya. Ini terkait juga kerjasama bank sampah dengan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), karena merupakan sumber ekonomi ke depannya,” tutur bupati.
Sebelumnya, orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu bertindak sebagai pembina pada Apel Siaga Bandung Bersih Sampah 2020-2025 di Blok Pasir Paros Kelurahan Baleendah Kecamatan Baleendah.
Dalam apel yang dirangkaikan dengan Kegiatan Penguatan Edukasi, Sosialisasi, Operasi Bersih (Opsih) dan Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) itu, terungkap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung telah membentuk sebanyak 328 Kader Bandung Bersih Sampah.
Dadang Naser menyebut, kader baru itu akan diberikan pelatihan untuk membuat masyarakat menyadari pentingnya pembangunan di bidang lingkungan.
“Pembangunan di Kabupaten Bandung yang paling berat untuk diwujudkan itu adalah bidang lingkungan. Para kader yang baru dibentuk itu akan diberikan bimtek (bimbingan teknis), bagaimana menyadarkan rakyat Bandung agar tidak membuang sampah sembarangan, mengolah, memilah dan memilih sampah sejak dari rumah tangga,” ungkapnya.
Berbicara sampah, menurut Dadang, tidak terlepas peradaban dan perilaku manusia. Sampah merupakan bagian dari hasil perilaku manusia, yang harus dikelola dengan benar. Sampah merupakan tanggung jawab semua pihak, sehingga menurutnya diperlukan komitmen bersama untuk mengurangi dan menanganinya secara berwawasan lingkungan.
“Kesadaran dalam mengelola sampah ini, harus terus diingatkan, untuk itulah kader ini dibentuk. Jangan sampai segala jenis sampah bercampur dan menumpuk sembarangan, sehingga mengakibatkan banjir maupun sumber berbagai penyakit,” tutup bupati.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, Asep Kusumah menambahkan, peluncuran kegiatan yang digagas pihaknya itu, secara serentak dilakukan di seluruh kecamatan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan opsih pada titik yang sudah ditetapkan.
Ia menjelaskan, proses rekrutmen Kader Bandung Bersih Sampah dilaksanakan oleh kelompok kerja (pokja) tingkat kecamatan. “Pokja ini dipimpin oleh masing-masing camat dan berlangsung sejak minggu ke-4 bulan Juni. Kemudian dilanjutkan pelaksanaan bimtek (bimbingan teknis) secara maraton pada 6 titik lokasi,” pungkas Asep Kusumah.***
Editor: Denkur