“Di Jawa Barat terdapat hampir 35.000 TPS. Kita batasi 400 sampai 450 pemilih di tiap TPS-nya, sehingga mengurangi kerumunan. Nanti juga pemilih diatur kedatangannya,” jelas Endun Abdul Haq.
DARA | BANDUNG – Berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 akan dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Untuk itu, Komisi Pamilihan Umum Jawa Barat telah membuat skema khusus.
“Kemarin habis ikut simulasi pemungutan dan penghitungan suara. Khusus untuk pemungutan suara karena ini tahapan puncak untuk memilih para kandidat yang di dalamnya sangat rentan penyebaran virus, maka kita melaksanakan protokol kesehatan sangat ketat,” ujar Koordinator Divisi Teknis KPU Jabar Endun Abdul Haq, saat dihubungi, Minggu (26/7/2020).
Endun mengaku, telah menyiapkan protokol kesehatan yang cukup ketat saat pemungutan suara nanti. Mulai dari pembatasan jumlah pemilih di setiap tempat pemungutan suara (TPS).
Menurutnya, hal itu penting dilakukan karena jika merujuk pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota, maka maksimal jumlah pemilih adalah 800 orang.
“Di Jawa Barat terdapat hampir 35.000 TPS. Kita batasi 400 sampai 450 pemilih di tiap TPS-nya, sehingga mengurangi kerumunan. Nanti juga pemilih diatur kedatangannya,” jelas Endun.
Endun menekankan, pemilih yang datang ke TPS diwajibkan menggunakan masker, lalu mereka diminta untuk mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer. Selanjutnya, petugas akan melakukan cek suhu tubuh dengan thermo gun.
“Sambil menunggu giliran, antrian pun sudah diatur jaraknya, sesuai protokol lebih satu meter. Nanti duduk dipanggil untuk menerima surat suara, setelah itu masuk ke bilik suara. Di bilik suara ini mereka diberikan sarung tangan sekali pakai dan alat untuk mencoblos,” bebernya.
Mengenai tinta yang sering digunakan agar tak ada pemilih yang memberikan suaranya dua kali, Endun menerangkan, pihaknya masih terus melakukan evaluasi terhadap hal tersebut.
“Tinta ini mungkin untuk mengurangi penyebaran, rencananya awalnya di pipet. Berdasar evaluasi kemarin sebenarnya tinta tidak jadi katalisator untuk penyebaran virus, tapi nanti dirumuskan oleh KPU pusat,” ungkapnya.
Endun pun meminta masyarakat agar tidak khawatir jika tak lolos dari pemeriksaan suhu tubuh oleh thermo gun. Yang bersangkutan tetap bisa memilih di bilik khusus yang disediakan KPU.
“Tentu pengawasannya sangat ketat, supaya nanti tidak terindikasi menularkan Covid-19. Ini kita lakukan sebagai antisipasi,” pungkasnya.***
Editor: Muhammad Zein