“Program ini sangat bagus, apalagi Cianjur memang sudah punya sejarah panjang terkait kopi. Kami dikenal sebagai penghasil kopi terbaik, ada kampung Salakopi, Gunung Padang, dan Gunung Putri,” ujar Herman Suherman.
DARA | CIANJUR – Kabupaten Cianjur, Jawa Barat membangun logistik benih kopi (Nursery coffe). Program yang digagas Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan itu untuk mengangkat kembali kejayaan kopi asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tak hanya Cianjur, program itu juga dilakukan di beberapa wilayah lain di Indonesia.
Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya, Kresno Suharto mengatakan, sebagai pelaksana dalam program tersebut, balai menilai Cianjur sebagai wilayah dengan potensi yang baik dalam perkebunan kopi.
“Apalagi memang Cianjur sudah punya sejarah perkopian, makanya kami ingin meningkatkan kejayaannya kembali. Dipilihnya Cianjur diharapkan dapat menjadi salah satu logistik benih Jawa Barat yang dikhususkan pada komoditas kopi,” kata Kresno, ditemui di Pendopo Cianjur, Rabu (29/7/2020).
Saat ini, jelas Kresno, lokasi yang dinilai paling ideal untuk menjadi lokasi pembangunan logistik benih berada di Kecamatan Campaka.
Menurut dia, secara teknis lokasi tersebut memenuhi syarat dengan luas standar minimal yang dibutuhkan yakni 3,9 hektare. Sementara ini, pihak terkait baru membangun di lahan seluas 1 hektare di tahun ini.
Kresno menjelaskan, pertengahan Agustus mendatang proses pembangunan infrastruktur akan dimulai agar bisa segera beroperasi. Ia mengestimasikan, proses dapat selesai dalam jangka waktu 2-3 tahun ke depan.
“Dipastikan ada pendampingan dari dinas terkait maupun universitas yang dioptimalkan untuk mempersiapkan mahasiswa pendamping logistik benih,” ujarnya.
Diharapkan, logistik benih terus berlanjut hingga Cianjur dianggap sudah bisa mandiri dalam membangun sumber benih kopi. “Nantiya, program ini pun dimaksimalkan untuk menggerakkan perekonomian masyarakat setempat. Karena ini pun menjadi bentuk kepedulian pemerintah, untuk membangun ekonomi di Cianjur,” ucapnya.
Selain itu, sambung Kresno, logistik benih dapat menghasilkan produksi kopi untuk diekspor keluar daerah. Oleh karena itu, benih dan bibit yang dikembangkan harus sudah terkenal serta tersertifikasi.
Sementara itu, Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan, pemerintah akan segera mempersiapkan fasilitas untuk mewadahi dan merealisasikan program dari kementerian tersebut.
“Program ini sangat bagus, apalagi Cianjur memang sudah punya sejarah panjang terkait kopi. Kami dikenal sebagai penghasil kopi terbaik, ada kampung Salakopi, Gunung Padang, dan Gunung Putri,” ujar Herman.
Herman mengklaim, Cianjur sudah menghasilkan kopi terbaik yang dapat terus dikembangkan.***
Editor: Muhammad Zein