Ajip Rosidi, sastrawan sekaligus seorang budayawan, meninggal dunia, pukul 22.30 WIB, Rabu Kemarin. Ia sempat menjalani perawatan di RSUD Tidar, Magelang, setelah terjatuh di rumah anaknya di Pabelan, Mungkin, Magelang, Jawa Tengah.
DARA | BANDUNG – Kabar meninggalnya sastrawan angkatan 66 itu diakui salah seorang anaknya yaitu Nundang Rundagi. “Betul, saya sedang mengurus segala sesuatu ini,” ujarnya seperti dikutip dari Antara, Rabu (29/7/2020) malam.
Ajip meninggal disaat usianya 83 tahun.
Ajib Rosidi juga menaruh minat besar terhadap perkembangan bahasa dan sastra Sunda. Dirinya meraih gelar doktor kehormatan, honoris causa, bidang ilmu budaya dari Universitas Padjadjaran pada sembilan tahun silam.
Dikutip dari liputan6.com, Ajip lahir di Majalengka, Jawa Barat, 31 Januari 1938. Dikenal sebagai sastrawan, pengajar, redaktur media massa, sekaligus budayawan.
H.B. Jassin menyebut Ajip Rosidi sebagai salah satu dari Angkatan 66. Maklum, ia mulai melahirkan karya saat kelas 6 SD.
Kala itu, tulisannya diterbitkan surat kabar Indonesia Raya. Melansir dari situs Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, pada usia 17 tahun, Ajip Rosidi menjadi redaktur Majalah Prosa.
Lalu, sang sastrawan aktif menulis cerpen, novel, puisi, terjemahan, saduran, dan esai pada dekade 1950 hingga 1960-an. Tak heran jika ia memperkuat Angkatan 66.
Hingga berita ini ditayangkan belum diperoleh informasi dimana Ajip Rosidi akan dimakamkan.***
Editor: denkur