“Saya mewakili mereka ingin mencari solusi, kalau memang tidak bisa dibuka kasih Bansos atuh, saya juga tidak tahan pegawai minta kasbon. Mohon dimengerti, ini bukan sesuatu yang nantang atau merasa jago. Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi, kami tidak ingin mengadakan aksi, tapi tidak tahan lagi. Mudah-mudahan ada solusi. Tuntutannya buka dan kapan dibuka,” ungkap Rully Panggabean.
DARA I BANDUNG – Para pekerja hiburan malam di Kota Bandung, Jawa Barat, menuntut Wali Kota Bandung Oded M. Danial agar segera membuka tempat hiburan malam di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pandemi Covid-19.
Ketua Pegiat Pariwisata Kota Bandung, Rully Panggabean menjelaskan, kedatangan mereka ke Balai Kota itu, dengan maksud menyampaikan aspirasi setelah melalui proses panjang audiensi dengan Pemkot Bandung.
“Prosesnya sudah panjang, kita sudah audensi dan Pemkot melakukan peninjauan. Kita siap menerapkan protokol kesehatan, tapi kok lama sekali,” kata Rully Panggabean di sela aksi damai di depan kantor Wali Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Senin (3/8/2020).
Menurut Rully, aksi ini dipicu karena ada beberapa tempat hiburan yang sudah buka namun tidak ditindak dengan tegas. Apalagi di beberapa kota seperti Cirebon dan Bekasi tempat hiburan sudah dibuka kembali.
“Yang jadi pemicu di beberapa kota kaya Cirebon dan Bekasi boleh buka. Pemicu lain kok ada tempat lain dibuka tapi tidak ada tindakan. Teman-teman (pekerja tempat hiburan malam) tidak kuat lagi kalau terus begini,” ujarnya.
Ia pun meminta agar Pemkot Bandung bisa memenuhi keinginan para pekerja hiburan ini. Sebab, pihaknya tidak ingin terus-terusan melakukan aksi demo.
“Saya mewakili mereka ingin mencari solusi, kalau memang tidak bisa dibuka kasih Bansos atuh, saya juga tidak tahan pegawai minta kasbon. Mohon dimengerti, ini bukan sesuatu yang nantang atau merasa jago. Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi, kami tidak ingin mengadakan aksi, tapi tidak tahan lagi. Mudah-mudahan ada solusi. Tuntutannya buka dan kapan dibuka,” ungkap Rully.
Sejauh ini kata dia, pihaknya sudah melakukan audiensi dengan DPRD Kota Bandung dan sudah memberikan rekomendasi agar dibuka. Selain itu pemerintah sudah merespon dengan melakukan peninjauan, namun pihaknya masih bertanya kapan akan segera dibuka.
“Kita belum tahu alasan kenapa belum dibuka? Itu saya tidak paham, saya ke dewan sudah, mereka memberikan rekomendasi tapi belum dibuka juga. Sama Sekda direspon baik cuma kita butuh kepastian kapan dibuka,” jelasnya.
Pihaknya akan menerima masukan pemerintah kalau memang harus dilakukan. Untuk itu, ia membuka komunikasi agar semua bisa jelas dan ada jalan keluar di tengah kondisi perekonomian yang kini masih lesu.
Rully pun sudah melakukan pengecekan ke beberapa tempat hiburan untuk melihat kesiapan dalam masa AKB ini. “Tiga minggu lalu sudah ke lapangan sebagai bentuk perhatian kita dalam melakukan peninjauan. Ada 80 tempat usaha hiburan dan memang rata-rata mereka sudah siap, hanya tidak melihat kesiapan keseluruhan di Kota Bandung seperti apa, soalnya kemarin kan di Bandung ada Secapa dan sekarang Gedung Sate,” terangnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Dewi Kaniasari mengungkapkan, pihaknya menerima aspirasi dan tuntutan para pekerja dan pelaku industri hiburan. Menurutnya, belum dibukanya industri hiburan malam dikarenakan mempertimbangkan aspek kesehatan.
“Kita terima dulu, ada dialog jalan tengahnya seperti apa. Tiga minggu lalu sudah ke lapangan meninjau 80 tempat usaha hiburan, itu bentuk perhatian,” ujar Dewi.
Ia mengatakan rata-rata tempat hiburan sudah siap menerapkan protokol kesehatan. Namun, pihaknya harus melihat status kewaspadaan penyebaran Covid-19 di Bandung, lantaran beberapa waktu lalu ada yang positif Covid-19 muncul di Secapa AD dan Gedung Sate.
“Belum ada jaminan konsistensi di tempat hiburan karaoke, siapa yang akan menjamin mereka jaga jarak,” pungkasnya.***
Editor: Muhammad Zein