Jumlah kecelakaan di Kota Bandung menurun selama penyelenggaraan Operasi Patuh Lodaya, 23 Juli-5 Agustus 2020. Dua pekan sebelum operasi terjadi 26 kasus kecelakaan, sedangkan pada saat operasi terjadi 8 kasus kecelakaan.
DARA | BANDUNG – Dalam 26 kasus kecelakaan itu, 3 orang meninggal dunia, 33 orang luka ringan, dengan kerugian materiil Rp23,5 juta. Sedangkan pada saat operasi, kecelakaan terjadi 8 kasus dengan korban meninggal 1 orang, luka berat 1 orang, luka ringan 9 orang, kerugian material Rp8,5 juta.
“Kecelakaan yang terjadi itu gabungan tapi kebanyakan roda dua. Rentang usia korban dari 21-32 tahun,” ujar Wakil Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Bandung AKP Galih Bayu Raditya, di Balai Kota Bandung, Kamis (6/8/2020).
Galih mengaku, sebelumnya banyaknya pelanggaran dan kecelakaan dikarenakan pihaknya tidak diperbolehkan melaksanakan razia stasioner, namun fokus dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
“Sebelumnya kita tidak melaksanakan penilangan. Saat Operasi Patuh Lodaya kita bisa menilang kembali. Sebelumnya fokus ke PSBB, agar masyarakat stay at home dan work from home,” ungkap mantan Kasatlantas Polres Sukabumi ini.
Galih menekankan, penindakan lalu lintas di jalan oleh petugas menjadi pengingat bagi masyarakat. Kebijakan yang diambil pihaknya guna menurunkan tingkat kecelakaan di Kota Bandung.
“Operasinya cenderung efektif. Perintah kemarin kita juga tematik, yang jadi sasaran kemarin semuanya adalah knalpot bising di minggu pertama. Itu yang banyak jadi keluhan masyarakat. Alhamdulillah, hasilnya positif,” pungkasnya. ***
Editor: denkur