“Agustus tahun ini anjlok pisan. Biasanya omzet dulu-dulu sudah Rp100 jutaan. Tahun sekarang, masih gelap,” ungkap Iwan Setiawan.
DARA | BANDUNG – Bagi Iwan Setiawan (48), memasuki bulan Agustus merupakan saat yang dinanti-nantikan. Setiap bulan itu, ia panen penjualan bendera merah putih dan berbagai umbul-umbul yang dijajakannya di pinggir jalan.
Berbanding terbalik, justru Agustus tahun ini ia mengaku penjualannya anjlok hingga 40 persen. Biasanya, ia bisa menjual sekitar 100 kodi (1 kodi 20 buah), kini mengambil dari konveksi 60 kodi pun, masih tersisa 12 kodi lagi.
“Agustus tahun ini anjlok pisan. Biasanya omzet dulu-dulu sudah Rp100 jutaan. Tahun sekarang, masih gelap,” ungkap Iwan, saat ditemui di Jalan Underpass Padalarang, Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (10/8/2020).
Omzet sebesar itu, ia bagi-bagi dengan jaringannya yang berada di 10 titik di sekitar Jalan Raya Padalarang, Jalan Raya Rajamandala dan Cikalongwetan. Iwan mengaku bertindak sebagai agennya dengan mengambil keuntungan dari mereka tidak terlalu besar.
Semua barang, diambil dari konveksi di daerah Leles Kabupaten Garut. Kemudian, ia berbagi dengan jejaringnya tersebut, untuk dipasarkan dengan harga seragam.
Menurutnya, untuk satu buah bendera merah putih berukuran normal 120 sentimeter dihargakan Rp20.000, ukuran besar 180 sentimeter seharga Rp50.000 dan terdapat pula ukuran sedang dan mini.
“Kalau harga sih, tergantung ukuran. Mulai yang Rp5.000, Rp10.000 sampai Rp50.000 ada kok. Tapi yang paling laku yang ukuran normal,” tutur ayah dari tiga anak ini.
Namun usahanya cukup terbantu dengan penjualan tiang bendera dari bambu. Hingga kini, ia telah menjual 500 tiang bambu yang dihargakan Rp10.000 per tiang. “Kayaknya sih pembeli masih pasang bendera yang tahun sebelumnya. Jadi penjualan merosot,” kata Iwan.
Berjualan bendera dan atribut Agustusan merupakan usaha sampingan bagi Iwan. Keseharian, ia berjualan kupat tahu Padalarang di sekitar tempatnya mangkal. “Alhamdulillah, segini juga masih ada rezekinya. Mudah-mudahan saja, besok-besok ada yang memborong,” ucapnya optimis.***
Editor: Muhammad Zein