Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, menyebutkan, periode Januari hingga Juli tahun ini longsor mendominasi bencana alam, yakni sebanyak 46 kejadian.
DARA | SUKABUMI – Disusul cuaca ekstrim sebanyak 33, banjir 14, kebakaran 11, puting beliung 2 kali dan gempa sebanyak 10 kejadian.
“Tahun ini keseluruhan ada 116 kejadian, sejak Januari hingga bulan Juli 2020,” ujar Asep, Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Kamis, (13/08/2020).
Banyaknya kejadian longsor tahun ini, lanjut Asep, diakibatkan curah hujan di awal Januari hingga Maret cukup tinggi.
Menurut data perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Agutus ini akan terjadi puncaknya kemarau, meski beberapa hari lalu kenyataanya curah hujan turun dengan intensitas ringan. Namun, pihaknya tetap melakukan antisipasi menghadapi musim kemarau.
“Kalau melihat kejadian beberapa tahun kebelakang, ketika akan memasuki musim kemarau, biasanya didahului oleh hujan ringan,” tuturnya.
Asep mengatakan, pihaknya tetap mewaspadai ketika menerima informasi dari BMKG yang memperdiksi akan datang musim kemarau, sebab musim itu banyak terjadi bencana kebakaran.
“Setelah adanya infromasi dari BMKG tersebut langsung siaga. Bahkan, kami juga melayangkan surat pemberitahuan ke seluruh SKPD terutama PDAM, DKP3 dan PU, sebab ketiga SKPd tersebut paling dibutuhkan saat musim kemarau,” tuturnya.
Namun, kata Asep, masyarakat harus selalu waspada. Tak hanya, kebakaran, masalah krisis air bersih dan masalah irigasi pun paling mendominasi.
Makanya saat musim kemarau ini pihaknya juga melakukan pemantauan ke lapangan. Seperti ke Bukit Perkemahan (Buper), dan daerah Subangjaya karena disana banyak lahan yang bisa menyebabkan kebakaran akibat kekeringan.
“Seperti tahun 2019 lalu, kebakaran terjadi bukan di pemukiman, melainkan di lahan-lahan kosong. Saya mengimbau, jika ingin masyarakat membakar sampah atau lahan kering jangan ditinggalkan ini yang berbahaya,” pungkasnya.***
Editor: denkur