“Ya kaget pastinya, karena kami sudah sangat berhati hati dalam berkegiatan, cuma kan kantor DPRD tidak bisa menutup diri dari tamu yang berdatangan. Namanya juga rumah rakyat, kami harus tetap memberikan pelayanan yang terbaik bagi rakyat yang kami wakili,” ujar Tia Fitriani.
DARA | BANDUNG – Beredar kabar kantor DPRD Provinsi Jawa Barat di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, akan ditutup selama 14 hari ke depan. Itu menyusul adanya laporan hasil swab test yang menyatakan 38 orang di lingkungan kantor perwakilan rakyat tersebut terkonfirmasi positif Covid-19. Hal tersebut dibenarkan oleh anggota Komisi 2 DPRD Provinsi Jawa Barat dari fraksi Nasdem, Tia Fitriani.
Menurut Tia, laporan hasil swab test baru diterima pihak Setwan kemarin sore sekitar pukul 16.00 WIB. Ia merasa sangat kaget dengan laporan tersebut, yang menyatakan beberapa anggota DPRD, staf PNS dan non PNS sebanyak 38 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Ya kaget pastinya, karena kami sudah sangat berhati hati dalam berkegiatan, cuma kan kantor DPRD tidak bisa menutup diri dari tamu yang berdatangan. Namanya juga rumah rakyat, kami harus tetap memberikan pelayanan yang terbaik bagi rakyat yang kami wakili,” ujar Tia kepada dara.co.id melalui pesan singkat, Sabtu (15/8/2020).
Tia mengaku terakhir kali pergi ke kantor kemarin sore karena harus menghadiri rapat komisi. Namun pada saat pelaksanaan, rapat kemudian dibubarkan sebagai antisipasi penyebaran Covid-19.
“Kemarin sore rapat dengan komisi, tapi langsung dibubarkan untuk antisipasi penyebaran, tapi Alhamdulillah peserta rapat tidak ada yang positif,” katanya.
Ia menyebutkan, secara otomatis semua anggota DPRD dan staf seluruhnya yang bertugas di Kantor DPRD Provinsi Jawa Barat harus melakukan swab test ulang untuk mencegah penyebaran yang lebih luas lagi.
Saat ini belum diketahui dimana para anggota DPRD dan staf yang terkonfirmasi positif Covid-19 akan diisolasi. Yang jelas kata Tia sudah difasilitasi isolasi di BPSDM Jabar. Hanya kalaupun rekan-rekannya lebih memilih untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing, menurutnya itu tidak masalah karena memang kondisi fisik mereka rata-rata sehat tanpa keluhan.
Tia mengingatkan kepada masyarakat bahwa pandemi Covid-19 ini benar-benar ada dan sudah seharusnya semua menaati protokol kesehatan dan diterapkan dalam keseharian sebagai adaptasi kebiasaan baru (AKB).
“Kami yang selalu berusaha taat pun dengan aktivitas yang padat tetap saja sebagian terpapar juga, terutama saya prihatin setiap kali saya turun ke dapil, saya selalu berbagi masker tapi kesadaran masyarakatnya masih lemah. Setiap dibagi, saat itu juga maskernya sudah dilepas lagi saat tengah beraktivitas di luar rumah, padahal seharusnya masyarakat bisa lebih waspada lagi,” pungkasnya.***
Editor: Muhammad Zein
