Adanya pembukaan rute baru maskapai Citilink di Bandara Husein Sastranegara, membuat anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jabar Daddy Rohanady angkat bicara. Apa katanya?
DARA | BANDUNG – Menurutnya, pembukaan rute baru itu sangat disayangkan, sebab itu membuat Kertajati yang sudah mati suri kian pasti.
“Pada Hari Kemerdekaan ini mulanya saya berharap mendapat kado istimewa untuk BIJB Kertajati. Lha kok kebijakannya malah seperti ini?” ucap Daddy, melalui pernyataan resminya, Senin (17/8/2020).
Ia menyebut, Citilink memang membuka rute baru untuk beberapa rute ke luar Jawa dari Bandara Husein Sastranegara yakni ke Denpasar, Palembang, Pekanbaru, Medan, Balikpapan dan sebaliknya.
“Saya berharap Kertajati diberdayakan secara lebih optimal, sehingga bandara kebangaan Jawa Barat tersebut akan lebih hidup. Kalau begini, pasti hanya akan memperpanjang mati suri,” ujar dewan dari dapil Cirebon-Indramayu.
“Mana mungkin Kertajati bisa berkembang jika rute-rute yang cukup banyak peminatnya tersebut justru berangkat dari Husein? Kalau kebijakannya seperti ini, pasti Kertajati tak akan berkembang sampai kapan pun,” lanjutnya.
Sejumlah kendala masih harus diselesaikan jika BIJB Kertajati akan dioptimalkan fungsinya. Menurutnya, Bandara yang terletak di Kabupaten Majalengka tersebut memang belum memiliki beberapa sarana dan prasarana layaknya sebuah bandara internasional.
BIJB Kertajati hingga saat ini belum memiliki, atau paling tidak berdekatan dengan sebuah rumah sakit, hotel, pertokoan besar/mall. Apalagi kalau bandara seluas 1.000 hektare tersebut akan menjadi embarkasi haji. Asrama haji yang sedang dibangun di Kabupaten Indramayu harus dipercepat pembangunannya.
Dari sisi potensi, memang BIJB Kertajati sangat strategis. Betapa tidak, Jabar adalah provinsi yang mengirim jumlah jamaah haji terbesar setiap tahunnya.
Demikian juga dengan jumlah jamaah umrah dari 27 kabipaten/kota di Bumi Parahyangan itu. “Sayangnya, sekali lagi hal itu terkendala masalah belum tersedianya sarana/prasarana penunjang,” ujarnya.
Tak hanya itu, masih ada satu lagi permasalahan yang harus segera diselesaikan, yakni jalan Tol Cisumdawu. Ia menyebut, jika tol di bagian timur Jabar tersebut selesai, warga Jabar selatan dari bagian timur tidak perlu lagi harus melingkar atau berputar ke Cikampek/Karawang.
“Mereka tinggal lurus saja dari selatan ke utara. Waktu tempuh yang dibutuhkan pun akan terpangkas dari 4-5 jam hanya menjadi 1,5 jam saja,” katanya.
“Jadi, menurut saya, Tol Cisumdawu harus segera diselesaikan paralel dengan sarana dan prasarana lain yang dibutuhkan. Itu semua butuh goodwill pemerintah pusat,” pungkasnya.***
Editor: denkur