Ada Ancaman Tsunami, Ini Mitigasi yang Bisa Dilakukan Pemerintah Kabupaten Garut

Kamis, 1 Oktober 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kelompok Kajian Masyarakat Peduli Bencana, melakukan kajian mitigasi bencana tsunami di pantai selatan Garut di Kedai Kopituin, Jalan Patriot, Kabupaten Garut (Foto: Andre/dara.co.id)

Kelompok Kajian Masyarakat Peduli Bencana, melakukan kajian mitigasi bencana tsunami di pantai selatan Garut di Kedai Kopituin, Jalan Patriot, Kabupaten Garut (Foto: Andre/dara.co.id)

Heboh soal akan terjadi tsunami setinggi 20 meter di Pantai Selatan Jawa. Itu hasil kajian dari perguruan tinggi yang dibenarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Lalu apa yang harus diperbuat?


DARA | GARUT – Kelompok Kajian Masyarakat Peduli Bencana (KKMPB) melakukan kajian mitigasi bencana tsunami di pantai selatan Garut. Hasilnya muncul beberapa rekomendasi yang akan disodorkan kepada pemerintah daerah dalam upaya mitigasi bencana tsunami di pantai Selatan Garut.

Koordinator KKMPB, Yudi Indratno, mengatakan, ada tiga rekomendasi yang harus pemerintah daerah lakukan dalam upaya mitigasi bencana yaitu melakukan rencana tindak kontijensi tsunami, kemudian mengidentifikasi rencana tempat evakuasi, dan yang terakhir melakukan sosialisasi dan edukasi masyarakat terdampak di tujuh kecamatan di sepanjang pantai Selatan Garut.

“Tiga rekomendasi ini harus segera dilakukan. Pasalnya, hingga sekarang belum ada pihak yang bisa memperkirakan kapan tsunami ini terjadi,” ujarnya saat ditemui Kedai Kopituin, Jalan Patriot, Kabupaten Garut, Rabu (30/9/2020).

Menurut Yudi, rencana tindak kontijensi tsunami menjadi bagian dari rencana mitigasi paling penting, sebab tindak kontijensi mengatur tentang kebijakan dan strategi mitigasi, perencanaan sektoral hingga rencana tindaklanjut.

Yudi juga menyebut, rencana tindak kontijensi ini nantinya harus disepakati oleh stakeholder terkait yang telah diidentifikasi akan mengambil peran dalam upaya mitigasi tsunami.

Semua stakeholder pun sudah mendapatkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dalam rencana kontijensi karena telah disusun dalam perencanaan sektoral dan tindaklanjutnya.

“Rencana kontijensi ini bersifat detail, kebijakannya seperti apa, strategi pelaksanaannya bagaimana hingga tupoksi masing-masing stakeholder dan tindaklanjutnya semua tersusun. Lalu, ini disepakati semua pihak dan ditandatangani bersama sebagai bentuk kesepakatan,” ujarnya.

Sementara terkait identifikasi rencana tempat evakuasi, terang Yudi, secara teknis pemerintah daerah harus sudah mulai melakukan identifikasi rencana tempat evakuasi dengan scenario berlapis. Pihaknya pun melihat, minimal ada tiga titik evakuasi yang disiapkan pemerintah dengan pola 247.

“Ada titik evakuasi 2 kilometer dari bibir pantai, 4 kilometer dan 7 kilometer, disesuaikan dengan kontur tanah. Karena, ada daerah pemukiman di dekat pantai yang dekat dengan daerah perbukitan, ada juga yang jauh dari perbukitan,” katanya.

Yudi menambahkan, kelompok kajiannya telah melakukan kajian awal terkait titik evakuasi melalui peta kontur tanah di sepanjang garis pantai Garut Selatan. Menurutnya, tiap-tiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda. Karenanya, perlu juga kajian lapangan untuk melihat langsung kondisi di sepanjang pantai Selatan Garut, terutama daerah yang padat penduduk.

Selain dua langkah diatas, lanjut Yudi, rekomendasi lainnya adalah soal sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Poin pentingnya, sosialisasi ini harus dilakukan secara berkelanjutan mengingat, hingga saat ini tidak ada yang bisa memastikan waktu terjadinya tsunami.

“Agar berkelanjutan, sosialisasi dan edukasi haruslah menjadi program pemerintah yang berkelanjutan dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dan ulama yang dipandang mampu menjadi agen perubahan di masyarakat,” ujarnya.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Perang Sarung di Sukabumi, Seorang Remaja Kena Bacok
Ayep Zaki Siap Jalankan Hasil Retret, termasuk Soal Efisiensi Anggaran
Bupati Sukabumi: ASN Harus Kompak
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi: Hentikan Alih Fungsi Lahan di Puncak Bogor
Dibaca Usai Tarawih, Berikut Bunyi Doa Kamilin dan Terjemahannya
Berapa Besaran THR di Era Prabowo? Ini Dia Beritanya
Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak
Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 3 Maret 2025 - 15:46 WIB

Perang Sarung di Sukabumi, Seorang Remaja Kena Bacok

Senin, 3 Maret 2025 - 15:32 WIB

Ayep Zaki Siap Jalankan Hasil Retret, termasuk Soal Efisiensi Anggaran

Senin, 3 Maret 2025 - 15:18 WIB

Bupati Sukabumi: ASN Harus Kompak

Minggu, 2 Maret 2025 - 10:16 WIB

Dibaca Usai Tarawih, Berikut Bunyi Doa Kamilin dan Terjemahannya

Minggu, 2 Maret 2025 - 09:53 WIB

Berapa Besaran THR di Era Prabowo? Ini Dia Beritanya

Berita Terbaru

Masjid Al Jabbar (Foto: Ist)

BANDUNG UPDATE

Jadwal Buka Puasa Wilayah Bandung Raya Hari Ini

Senin, 3 Mar 2025 - 16:06 WIB

JABAR

Perang Sarung di Sukabumi, Seorang Remaja Kena Bacok

Senin, 3 Mar 2025 - 15:46 WIB

Bupati Sukabumi, Asep Japar (Foto: Istimewa)

JABAR

Bupati Sukabumi: ASN Harus Kompak

Senin, 3 Mar 2025 - 15:18 WIB