Intimidasi dialami seorang wartawan yang sedang meliput aksi demonstrasi mahasiswa tolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di Depan DPRD Kota Sukabumi, Kamis kemarin (8/10/2020).
DARA | SUKABUMI – Kejadian tidak mengenakan itu berawal saat wartawan Tribun Jabar, Fauzi Noviandi sedang mengambil gambar ditengah aksi demo yang sedang ricuh untuk kebutuhan karya jurnalistiknya.
Namun, tiba -tiba dua pria yang diduga aparat menghadangnya dan meminta paksa semua file gambar vidio dan foto yang telah diambil segera dihapus.
“Saat itu, demonstrasi terjadi rusuh. Karna saya butuh momen bagus saya segera mengambil gambar tersebut. Namun dua pria berpakaian preman diduga aparat justru melarang dan memaksa saya untuk menghapus gambar yang saya ambil,” kata Fauzy.
Bahkan, dua pria tersebut karena tak percaya, lanjut Fauzy, meminta dengan paksa telpon genggam dan menghapus sendiri semua gambar.
“Saya ambil gambar untuk keperluan jurnalistik saya. Sejak tadi pagi saya meliput aksi unjukrasa mahasiswa tersebut. Namun, gambar yang saya ambil dipaksa dihapus semua oleh dua pria tersebut,” ujarnya.
Atas tragedi itu PWI Kota Sukabumi dan IJTI Korda Sukabumi mengecam tindakan dua pria yang diduga aparat dan telah melakukan pelarangan serta intimidatif kepada wartawan yang sedang menjalankan tugasnya.
“Padahal jelas jelas, dalam menjalankan tugas jurnalistiknya wartawan dilindungi Undang-Undang No40 tahun 1999,” kata Wakil Ketua I, PWI Perwakilan Kota Sukabumi, Ikbal Zaelani, saat dihubungi via whatsapp.
“Kami mengecam tindakan oknum yang diduga aparat tersebut karena telah menghalang-halangi tugas wartawan. Kedepan tidak terulang hal serupa,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua IJTI Korda Sukabumi Apit Haeruman menambahkan, sangat menyayangkan dengan kejadian tersebut karena dianggap telah menghalangi tugas wartawan.
“Apalagi wartawan tersebut telah menunjukan identitasnya, namun tak digubris oleh kedua pria tersebut. Bahkan, mengambil paksa hp milik korban, dan menghapus file vidio dan foto korban ini yang sangat disesali,” ujarnya.***
Editor: denkur