Nama Krapyak mulai pudar. Anak muda jaman sekarang banyak yang tidak tahu. Lalu, daerah mana itu? Ini uraian Kurnia Agustina, Calon Bupati Bandung yang akan bertarung di Pilkada Desember nanti.
DARA | BANDUNG – Teh Nia, begitu nama akrab Kurnia Agustina mengingatkan kembali kepada generasi muda atau milenial tentang nama Karapyak.
Menurut Teh Nia nama Karapyak kini mulai pudar. Padahal, warga di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot memiliki kaitan erat dengan sejarah terbentuknya Kabupaten Bandung.
Secara historis, kata Teh Nia, Karapyak adalah asal muasal nama Dayeuhkolot. Sebelum berubah nama, Dayeuhkolot dulunya bernama Karapyak, yang artinya rakit penyeberangan. Karapyak secara geografis letaknya berada tepat di Cekungan Bandung.
Kata Teh Nia, zaman pemerintahan dulu, Karapyak adalah pusat pemerintahan atau ibu kota dalem Bandung. Berdasarkan piagam Sultan Agung Mataram.
“Kita semua menjadi saksi sejarah saat ini, bahwa di Desa Citeureup, yang ada di Dayeuhkolot ini di zaman bupati tahun 1641 ini menjadi ibu kota Dalem Bandung dengan nama Karapyak,” ujar Teh Nia saat bersilahturahmi dengan masyarakat dan tokoh di Desa Citeureup Kecamatan Dayeuhkolot, Kamis (15/10/2020).
Calon Bupati Bandung Nomor Urut 1 dengan jargon NU Pasti Sabilulungan tersebut mengatakan, meski nama Karapyak sudah mulai muncul, namun disayangkan jika nama tersebut tidak ada yang mengabadikan.
Salah satunya, kata Teh Nia, nama Karapyak tidak pernah dijadikan nama jalan, nama desa, atau nama-nama tempat lainnya di Kecamatan Dayeuhkolot, atau di Kabupaten Bandung.

“Nama Karapyak tidak pernah diabadikan, padahal nama ini mengingatkan kita semua tentang asal usul Kabupaten Bandung,” ujarnya.
Menurutnya, generasi muda di Kabupaten Bandung sudah harus mengenal jati dirinya, termasuk asal muasal dirinya menjadi bagian bagi masyarakat Kabupaten Bandung, terutama masyarakat di Kecamatan Dayeuhkolot.
Sebab, dengan terus mengingat nama Karapyak yang saat ini bernama Desa Citeureup, maka akan membawa tambahan inspirasi dan wawasan generasi muda atau milenial untuk ikut berpartisipasi dan berkontribusi melakukan pembangunan di Kabupaten Bandung.
“Saat bernama Karapyak, lokasi ini selalu terendam banjir, sebab lokasinya di cekungan. Kaitannya adalah dari periode ke periode berikutnya harus mengubah paradigma menata lingkungan, tata kelola masyarakat yang sehat, dan mandiri,” kata Teh Nia.
Maka dari itu, lanjutnya, pembangunan sarana dan prasarana umum di Kabupaten Bandung terutama di titik-titik banjir harus dilakukan secara simultan dan berkelanjutan. Selain itu generasi milenial juga diminta untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
Menurut Teh Nia, harus betul-betul dilakukan sebagai upaya yang tiada henti untuk memperbaiki kehidupan sosial kemasyarakatan dan pembangunan.
Pernyataan Calon Bupati Bandung Nia Kurnia Naser ini mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat setempat. Karena itu, para tokoh masyarakat menyatakan dukunganya dan bersiap akan memenangkan pasangan calon NU Pasti (Nia Kurnia dan Usman Sayogi).***
Editor: denkur