Kabar dari Pangalengan, Akibat Pandemi Harga Sayuran Anjlok

Rabu, 11 November 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar hanya iLustrasi (Foto: Dela FA)

Gambar hanya iLustrasi (Foto: Dela FA)

Para petani sayuran di Desa Tribaktimulya Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengeluhkan anjloknya harga sayuran di masa pandemi covid-19 ini.


DARA | BANDUNG – Sebagai petani, Yayah (50) bingung. Pasalnya, selama masa pandemi kondisinya terpuruk. Harga sayuran selalu tidak stabil.

“Harga-harga itu anjlok, murah sekali, kol, wortel, tomat, dan cabe semuanya murah. Bahkan, sempet harga tomat Rp500, kol Rp200, dan cabe Rp4.000 sepanjang corona ini,” keluh Yayah, Rabu (11/11/2020).

Yayah menjelaskan, harga sayuran menjadi anjlok karena daya beli masyarakat menurun selama pandemi ini. Akibatnya para bandar pun merugi. Setelah mengangkut sayuran dari petani untuk diantar ke pasar ternyata disana sayuran malah menumpuk dan busuk.

“Karena corona, jadi enggak ada yang beli, di pasarnya juga sepi jadi menumpuk aja akhirnya busuk, ada yang dibawa lagi oleh bandar, ujung-ujungnya dibuang,” jelas Yayah.

Dengan kondisi yang terus menerus seperti itu, akhirnya kebanyakan petani memutuskan untuk tidak memanen sayurannya karena para bandar pun mengurangi harga beli ke petani.

“Lebih baik dibiarin aja, dipalaburkeun, rugi-rugi juga kan?” ungkapnya.

Saat ini, Yayah mengatakan harga cabe dan tomat sudah mulai naik, tomat Rp. 700, sementara cabe Rp15.000, namun itu juga masih turun naik setiap harinya.

Selain anjloknya harga hasil pertanian, petani juga mengeluhkan harga pupuk yang mahal dan langka. Yayah sendiri mengaku selama ini belum pernah membeli pupuk bersubsidi karena aturannya yang cukup ribet. Ia dan rekan-rekannya memilih membeli pupuk dan obat-obatan non subsidi untuk tanaman mereka.

“Pupuk sama obat itu juga langka, harganya mahal. Saya fikir kalaupun harga mahal tapi barangnya ada sih mungkin nggak masalah, tapi ini jadinya kan percuma, kita punya uang tapi barangnya nggak ada,” ujarnya.

Kelangkaan pupuk dan obat cukup berpengaruh pada pertanian. Petani harus menunggu sampai pupuk tersedia kalau akan menanam, hal tersebut membuat pola tanam jadi tidak teratur.

“Sebagai petani kecil mah ya katurug katutuh (sudah jatuh tertimpa tangga), udah harga murah, pupuk sama obat nggak ada, jadi bingung,” katanya.

Ia pun berharap agar pandemi covid-19 cepat berakhir dan pemerintah pun segera turun tangan untuk menstabilkan perekonomian para petani.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Persaingan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Semakin Ketat, Begini Peluang Timnas Indonesia
Raih Puluhan Logam Mulia dan Motor Sport di MyPertamina Fair 2024, Tukarkan Poin Anda Sekarang!
Buntut Rotmut Pejabat Eselon 2, Irjen Kemendagri Datangi Pemkab Bandung Barat. Ada Apa ya?
Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan
Conference of the Parties ke-29 (COP29) Komitmen Baru Menuju Bumi Lebih Hijau 
Duel Indonesia Vs Jepang Bakal Heboh, JKT48 Bakal Menghibur Superter Garuda
Kabupaten Bandung Raih Penghargaan Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat
Jabar Tolak Judol dan Pinjol Ilegal, Bey: Ini Kesepakatan Semua Pihak
Berita ini 13 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 15 November 2024 - 17:18 WIB

Persaingan Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Semakin Ketat, Begini Peluang Timnas Indonesia

Jumat, 15 November 2024 - 16:54 WIB

Raih Puluhan Logam Mulia dan Motor Sport di MyPertamina Fair 2024, Tukarkan Poin Anda Sekarang!

Jumat, 15 November 2024 - 16:14 WIB

Buntut Rotmut Pejabat Eselon 2, Irjen Kemendagri Datangi Pemkab Bandung Barat. Ada Apa ya?

Jumat, 15 November 2024 - 15:35 WIB

Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan

Jumat, 15 November 2024 - 15:15 WIB

Conference of the Parties ke-29 (COP29) Komitmen Baru Menuju Bumi Lebih Hijau 

Berita Terbaru

JABAR

Si Propam Polres Garut Bakti Sosial di Pesantren Al Bayan

Jumat, 15 Nov 2024 - 16:48 WIB