Pemerintah Kabupaten Garut terus berupaya melakukan sosialisasi ke pondok pesantren agar selalu memperhatikan protokol kesehatan guna menekan penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren.
DARA | GARUT – Wakil Bupati Garut, dr Helmi Budiman, mengatakan, di masa pandemi seperti ini setiap pondok pesantren harus mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan yang ada, sebagai bentuk meneladani Nabi Muhammad SAW.
“Untuk itu, bagi pondok pesantren diharuskan dapat menerapkan protokol kesehatan, karena sesuai dengan tuntunan Nabi, ketika kita bertemu dengan wabah itu harus menghindar,” ujarnya, Jumat (13/11/2020).
Helmi menyebutkan, jika ditafsirkan dalam kondisi wabah Covid-19 saat ini, yaitu dengan protokol kesehatan. Misalnya, 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci tangan dengan sabun) adalah cara kita menghindari wabah.
“Nikmat sehat itu kalau di-rupiahkan, kalau kita diminta bayar oleh Allah, tentu tidak akan terbayar, jadi kita harus bisa mensyukuri dan menjaga kesehatan,“ ujarnya.
Menurut Helmi, selain memetuhi 3 M, upaya lainnya yang bisa dilakukan oleh pesantren dalam rangka penerapan protokol kesehatan adalah dengan memperketat akses keluar masuk pesantren.
“Dengan begitu, potensi masuknya Covid-19 dari lingkungan luar pesantren dapat diminimalisir,” katanya.
Helmi menuturkan, khusus bagi pondok pesantren, menghindar dari wabah ini juga bisa dengan menutup pesantrennya. Jika ada orang luar termasuk orang tua santri yang ingin menengok, jangan diberi izin, kecuali sudah diperiksa terlebih dahulu.
“Kalau sudah jelas negatif atau tidak terpapar virus maka bisa diperbolehkan untuk masuk ke wilayah pondok pesantren, dengan tetap menerapkan 3M tadi,” ujarnya.***
Editor: denkur