Sebagai daerah yang dikenal rawan multi bencana, Badan Peanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut memiliki beberapa program penanggulangan bencana di Garut.
DARA | GARUT – Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Firman Karyadin, mengatakan salah satu program tersebut adalah Destana atau Desa Tanggu Bencana.
“Kita membentuk desa tangguh (Destana), kalau saya lihat data rintisannya 2014,” ujar Firman saat ditemui di Kantor BPBD, Jalan Terusan Pahlawan, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Minggu (15/11/2020).
Firman menyebutkan, saat ini sudah ada 15 Destana di Kabupaten Garut. “2020 kita baru bisa mencapai 15 (desa tangguh) karena keterbatasan, disesuaikan dengan kondisi anggaran juga,” ucapnya.
Mesikupun demikian, lanjut Firman, pihaknya akan terus berusaha untuk membangun desa-desa tangguh lainnya, khususnya di daera-daerah rawan bencana.
“Tapi tidak demikian, walaupun dengan keterbatasan itu kita tidak mesti berhenti seperti itu, kita tetep berusaha kita ngambil target-target, desa-desa yang memang daerahnya rawan seperti (di) Gunung Guntur di Desa Pasawahan, sekarang di (Kecamatan) Pameungpeuk, (Desa) Mancagahar kita ambil, memang daerah-daerah (rawan bencana) yang kita prioritaskan,” ujarnya.
Selain Destana, sebut Firman, ada program lain yakni Katana atau Keluarga Aman Bencana. “Katana itu keluarga aman bencana, sudah orang per orang, jadi satu rumah itu harus memahami. Kalau Destana kan satu desa, (lebih) umum,” katanya.
Firman menambahkan, konsep dalam Katana, rumah menjadi sekolahnya bencana, sedangkan peran ibu (bapak) sebagai guru bencana.
“Jadi (konsepnya) aman bencana gitu, sudah di keluarga, dia itu sudah tahu yang namanya bencana, makanya konsepnya rumah jadi sekolah bencana, ibu jadi guru bencana,” ujarnya.***
Editor: denkur