Hari ini, 21 November adalah Hari Televisi Sedunia atau World Television Day. Perayaan ini dimulai sejak 1996 setelah Forum Televisi Dunia pertama dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan hari televisi sedunia.
DARA | BANDUNG – Menurut PBB, televisi masih menjadi sumber referensi untuk konsumsi video terbesar. Menurut data, diprediksi pengguna televisi masih akan terus meningkat dari 1,63 juta di 2017 bertambah jadi 1,74 miliar pada 2023.
Dikutip dara.co.id dari suara.com dari NDTV, televisi juga masih memainkan peranan penting dalam membentuk opini publik, dan mempengaruhi dunia politik. Jadi, tidak ada salahnya kita kilas balik sejarah dan fakta-fakta hari televisi sedunia.
Sejarah hari televisi sedunia
Setelah pertemuan forum televisi dunia dan PBB yang dijadikan sebagai hari televisi sedunia, yakni 21 November 1996, maka semakin mengingatkan kembali tentang peran televisi dalam bidang komunikasi di era globalisasi.
Hari televisi sedunia juga diperingati sebagai komitmen pemerintah, organisasi media, dan masyarakat untuk menyampaikan informasi yang berimbang dan tidak memihak saat kebenaran berita dipertanyakan.
Sejarah televisi di Indonesia
Dikutip dari Goodnews, di Indonesia perkembangan televisi dan siaran pertelevisian memiliki jejak sejarah yang cukup panjang. Televisi pertama di Indonesia dibawa dari Uni Soviet saat Pameran Perayaan 200 tahun Kota Yogyakarta.
Televisi mulai tayang secara perdana di Indonesia 17 Agustus 1962 secara bersamaan dengan digelarnya perayaan Hari Proklamasi Republik Indonesia ke-17.
Tayangan tersebut menyiarkan upacara peringatan hari kemerdekaan yang digelar di Istana Negara dan berlangsung cukup singkat yakni dari pukul 07.30 WIB hingga 11.02 WIB.
Pada 24 Agustus 1962, Presiden Soekarno yang memiliki andil cukup besar dalam pembangunan TV di Indonesia meresmikan televisi pertama di Indonesia, yakni Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang kemudian tanggal tersebut menjadi hari kelahiran dari TVRI.
Hal tersebut merupakan fase terpenting yang menjadi tonggak utama lahirnya TVRI. Kemudian pada tanggal yang sama, TVRI menyiarkan siaran langsung pembukaan olahraga berskala Asia yakni Asian Games ke-4 yang digelar di Senayan, Jakarta.
Kemudian pada 20 Oktober 1963, pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) tentang pembentukan Yayasan TVRI sebagai badan yang mengatur televisi tersebut.
Di tahun pertama siaran, TVRI sudah mampu menjaring 10.000 pemilik televisi di Indonesia. Lalu periode tahun 1963 hingga 1976, TVRI mendirikan stasiun televisi di beberapa kota besar, seperti Yogyakarta, Medan, Makassar, Palembang, dan Balikpapan.
TVRI yang menjadi tv pertama di Indonesia sebelumnya hanya memberikan tayangan dengan warna hitam putih dengan memiliki 12 stasiun televisi dan delapan studio produksi. Hingga akhirnya, pada 1 September 1979, siaran berwarna mulai diperkenalkan pada TVRI lokal maupun nasional.
Sebagai satu-satunya stasiun TV di Indonesia dengan menyajikan liputan acara negara, sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat, program berita, program olahraga, hiburan, dan program lain yang sesuai kebutuhan tontonan masyarakat, ternyata TVRI tidak bisa sendiri dalam menjangkau siaran yang dibutuhkan masyarakat.
Berkiblat dari negara tetangga, seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand yang sukses mengoperasikan saluran televisi swastanya, Kabinet Pembangunan Kelima masa pemerintahan Presiden Soeharto pun membuka pintu untuk membentuk televisi swasta.***
Editor: denkur