Dalam penanganan Stunting, sedikitnya ada empat upaya yang bisa dilakukan masyarakat, kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr Tri Cahyo Nugroho, Minggu (22/11/2020).
DARA | GARUT – Menurut Tri, pertama untuk mencegah stunting yakni terkait asupan gizi yang harus bagus.
Tri mengatakan, stunting itu tidak tiba-tiba karena definisi stunting adalah kurang gizi kronis, sehingga harus merunut kebelakang mengapa bayi-bayi balita itu bisa menjadi stunting.
“Di situ ketemulah bahwa pencegahan stunting harus dimulai minimal sejak ibu itu hamil. Jadi ketika ibu itu hamil maka seorang ibu harus cukup gizinya karena gizi yang dimakan oleh ibu tentunya akan dimakan juga oleh bayinya,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Tri, pola asuh yang benar juga bisa menjadi upaya dalam pencegahan stunting.
“Sebenarnya begitu mudah, cuman masyarakat kita pola asuhnya ibu yang bekerja lupa. Ada istilahnya harus memerah ASI (Air Susu Ibu) jadi kadang stunting lahir terus tidak dikasih ASI eksklusif, jadinya stuntingnya agak menetap,” ujarnya.
Tri menuturkan, untuk pencegahan ini bukan melulu soal gizi. Upaya lainnya yakni melaksanakan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan imunisasi.
“Harus juga poin ketiga itu dijaga kesehatannya dengan imunisasi. Percuma saja kita kasih gizi yang bagus, tetapi anaknya sakit-sakitan. Nah biar tidak sakit-sakitan tentunya imunisasinya harus lengkap,” ujarnya.
Tri menambahkan, poin ke empat untuk mencegah Stunting adalah lingkungan yang sehat dan bersih juga bisa mencegah terjadinya stunting.
“Biar tidak sakit-sakitan lagi, salah satunya ada intervensi lingkungan,” katanya, seraya mencontohkan kondisi jamban apa sehat atau belum, kebiasaan keluarganya dalam mencuci tangan dengan rapih.
“Jangan sampai gizinya bagus, tangannya tercemar, jambannya masih belum sehat, akhirnya anaknya masih sakit-sakitan, dan cacingan.” katanya.***
Editor: denkur