Potensi kemenangan dari pasangan incumbent ini juga terpotret dari beberapa variabel penting dalam survey. Misalnya, dukungan unggul yang relatif merata di semua segmen demografis.
DARA|CIANJUR– Lembaga Survey Indonesia (LSI) Network Denny JA memprediksi sejumlah kemungkinan yang terjadi dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Cianjur, Jawa Barat yang akan dihelat 9 Desember 2020 mendatang.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan terhadap 440 responden, pada 9-14 November 2020 dengan menggunakan metode multistage random sampling, dan wawancara tatap muka, elektabilitas pasangan calon bupati nomor urut 3, Herman Suherman-Tb Mulyana Syachrudin masih cukup unggul dibandingkan dengan tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati lainnya.
“Hasil Survey dengan margin of error sebesar 4,8 persen. Pasangan Herman Suherman-Tb Mulyana Syachrudin berada di posisi 57,3 persen,” kata Penelitian Senior LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, kepada wartawan, Kamis (26/11/2020).
Dengan angka hasil survey yang di raih paslon nomor urut tiga itu, lanjut Toto, para paslon lain yang ikut dalam kontestasi Pilkada Cianjur 2020 masih harus bekerja keras untuk dapat unggul dalam pesta demokrasi itu.
Dalam survey itu, untuk pasangan nomor urut 1, Mochamad Toha-Ade Sobari berada di angka 4,8 persen, pasangan nomor urut 2, Oting Zainal Mutaqien-Wawan Setiawan berada di angka 10,2 persen, dan paslon nomor urut 4, Lepi Ali Firmansyah-Gilar Budi Raharja, berada di angka 19,1 persen.
“Terbukanya peluang besar untuk menang dalam kontestasi Pilkada Cianjur 2020 bagi pasangan Herman-Tb Mulyana, karena posisi elektabilitas tiga kandidat paslon lainnya cukup berat untuk bisa menyalip pasangan incumbent itu. Karena selisihnya bukan saja sudah jauh diatas margin of error 4,8%, tapi juga sisa waktu pelaksanaan Pilkada 9 Desember yang kurang dari satu bulan lagi,” ujarnya.
Potensi kemenangan dari pasangan incumbent ini juga terpotret dari beberapa variabel penting dalam survey. Misalnya, dukungan unggul yang relatif merata di semua segmen demografis seperti gender, usia, suku, agama, ormas, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, profesi, dan zona dapil.
“Bahkan, pada segmen pemilih partai politik, pasangan Herman-Tb Mulyana cukup jauh meninggalkan yang lain. Dukungan cukup solid datang dari pemilih PDIP dan Golkar,” jelasnya.
Sementara, yang menarik para pemilih partai Gerindra dan Demokrat yang kandidatnya, Oting-Wawan, pun mayoritas masih memilih pasangan Herman-Tb Mulyana.
“Faktor lain yang bisa mengantar kemenangan pasangan MANJUR ini juga karena secara personal, elektabilitas calon bupati dan wakil bupatinya cukup tinggi. Misalnya, Herman Suherman (57,0%) dan Tb. Mulyana (26,8%). Begitu juga dengan pemilih yang berkategori strong supporter (pemilih militan). Angkanya cukup tinggi dengan 38,9%,” katanya.
Namun begitu, bukan berarti peluang tertutup sama sekali, karena masih ada pemilih yang berkategori cair (soft supporter) sekitar 44,7%. Inilah lahan tak bertuan yang masih bisa diperebutkan siapa saja.
“Meskipun tidak mudah. Salah satu problem besar tiga kandidat tadi, karena mereka masih terkendala dengan masalah tingkat pengenalan dan kesukaan. Padahal, pengenalan dan kesukaan itu merupakan variabel penting dalam survei yang sudah menjadi salah satu hukum besi untuk menang. Semakin dikenal, semakin besar peluangnya untuk menang. Begitu juga sebaliknya,” jelasnya.
Dari hasil itu, tingkat pengenalan Lefi Ali Firmansyah (61,8 %), Mochamad Toha (35,0%) dan Oting Zainal Mutaqien (43,2%).
“Sementara, untuk menang dapat unggul seorang calon minimal harus dikenal oleh 75%. Idealnya, 80 sampai 90% lebih. Hanya Herman Suherman yang sudah mengantongi modal pengenalan sangat tinggi, yaitu 89,1%. Meskipun, tingkat pengenalan itu tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat kesukaan,” pungkasnya.***
Editor : Maji