Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut menyatakan, sejak awal Januari hingga Oktober 2020 terjadi sebanyak 240 kejadian bencana di Kabupaten Garut.
DARA | GARUT – Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan, mengatakan, dari ratusan kejadian bencana tersebut, tanah longsor masih mendominasi.
Menurut Tubagus, berdasarkan data yang didapatkan dari Pusat Vulkanologi dan MItigasi Bencana Geologi (PVMBG), risiko terjadinya tanah longsor di Kabupaten Garut masuk kategori menengah hingga tinggi.
“Kita juga dapat data dari PVMBG per bulan November, Kabupaten Garut masuk kategori menengah-tinggi untuk kejadian tanah longsor. Ditambah data BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), curah hujan yang tinggi masih akan terjadi,” ujarnya, Jumat (4/12/2020).
Tubagus menyebutkan, potensi bencana tanah longsor hampir merata di seluruh kecamatan di Kabupaten Garut. Menurutnya, sejak Januari hingga Oktober 2020, dari total 240 kejadian bencana yang terjadi, 133 di antaranya merupakan kejadian tanah longsor.
“Akibatnya, sebanyak 4.177 jiwa terdampak akibat kejadian bencana tanah longsor itu,” katanya.
Sementara itu untuk bencana banjir, lanjut Tunagus, terjadi sebanyak 46 kejadian dan mengakibatkan sebanyak 8.343 jiwa terdampak. Sedangkan bencana lainnya yang terjadi diantaranya yaitu gempa bumi sebanyak 29 kejadian, angin puting beliung 19 kejadian, dan pergerakan tanah 13 kejadian.
Tubagus menuturkan, kejadian bencana di Kabupaten Garut masih berpotensi bertambah. Apalagi, BMKG memprediksi musim hujan di Kabupaten Garut masih berada di periode awal.
“Diperkirakan, musim hujan masih akan terjadi dan memasuki periode puncaknya pada Februari 2021 mendatang,” katanya.
Tubagus menambahkan, pihaknya (BPBD Garut) sudah berkoordinasi dengan aparat kecamatan dan desa, terutama yang berada di wilayah selatan untuk memperkuat mitigasi bencana. Pihaknya sudah menugaskan aparat di wilayah tersebut untuk membuat pemetaan lokasi yang dinilai rawan terjadi bencana. Selain itu, pihaknya juga secara persuasif juga terus mengimbau masyarakat untuk wasapada.
“Jadi ketika ada hujan dengan intensitas tinggi, warganya bisa langsung dievakuasi. Hal itu untuk meminimalisir korban jiwa ketika terjadi bencana,” ujarnya.
Diungkapkan Tubagus, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut juga telah mengeluarkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi. Pihaknya pun sudah menyebarkan surat edaran bupati terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana.
“Jadi diharapkan masyarakat menjadi waspada saat menghadapi bencana. Kalau ada tanda-tanda, segera mengungsi. Jangan banyak berpikir, segera lakukan evakuasi mandiri,” katanya.***
Editor: denkur