Dengan menggunakan baju hazmat lengkap, anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pilbup Bandung mendatangi dua orang pemilih yang tengah menjalani isolasi di Gedung BLK Manggahang.
DARA | BANDUNG – Anggota PPK Divisi Data Pemilih Kecamatan Baleendah, Arqhie Freditha mengatakan, seharusnya ada 48 pemilih yang sedang menjalani isolasi di BLK Manggahang Baleendah.
Namun, tidak semuanya bisa menggunakan hak pilihnya karena tidak memiliki formulir A5.
“Yang punya formulir A5 itu hanya dua orang, jadi yang bisa memilihnya yang itu dua orang,” kata Arqhie saat dihubungi via telepon, Rabu (9/12/2020).
Ditanya mengenai alasan mengapa 46 orang lainnya tidak bisa memiliki formulir A5, kata Arqhie, itu adalah kewenangan PPS asal. Apalagi, lanjut Arqhie, dinas kesehatan tidak memfasilitasi terkait data tentang pasien di BLK Manggahang.
“Kita tidak tahu pasien disitu siapa namanya, asal kecamatan dari mana, kita enggak dikasih datanya, kan bingung kita juga minta A5 nya kemana,” jelas Arqhie.
Arqhie menjelaskan teknis dari proses pencoblosan di tempat isolasi BLK Manggahang yaitu ada dua orang KPPS menggunakan baju hamzat lengkap, masuk kedalam lokasi, cek daftar hadir pindahan, tanda tangan kemudian mencoblos dengan alat yang sudah disediakan. Selanjutnya surat suara dilipat kembali dan dimasukan kedalam plastik.
“Setelah dibawa keluar, plastiknya disemprot sama disinfektan. Aman karena si pemilihnya pakai sarung tangan juga, dijamin aman sudah disemprot disinfektan,” katanya.
Karena tidak memiliki formulir A5 itu, maka otomatis hak pilih ke 46 orang tersebut hilang. Karena waktu pencoblosan hanya sampai pukul 13.00 WIB.
Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Bandung Agus Baroya mengatakan bahwa untuk pemilih yang sedang menjalani isolasi akibat terinfeksi covid-19 persoalannya cukup complicated. Misalnya masyarakat yang tengah menjalani isolasi di BLK Manggahang, ternyata mereka tidak menggunakan formulir A5. Itu artinya hal tersebut diluar masalah teknis dimana orang akan berinteraksi dengan pasien covid-19 perlu SOP yang sangat ketat.
“Mereka yang menjalani isolasi di sana bukan orang setempat dan ternyata secara teknis tidak membawa A5, kan tidak mungkin kita memberikan pelayanan di luar prosedur yang ditentukan,” kata Agus melalui sambungan telepon.
Agus mengakui bahwa pihaknya tidak memiliki data pasien yang sedang diisolasi di BLK Manggahang, karena data tersebut bukan sesuatu yang mudah diakses.
“Karena semua yang dsana juga tidak ingin diketahui identitasnya, artinya untuk hari ini yang terpapar itu tidak serta merta dia meng-clearkan dia covid. Ini persoalan sensitif setiap orang,” tambahnya.***
Editor: denkur