Nuansa ketenangan alam bebas di tengah perkotaan tampil dalam diri Seke Genjer. Tempat ini berlokasi di Jalan Farmakologi, Kelurahan Cigadung, Kecamatan Cibeunying Kaler, Kota Bandung. Posisinya tepat berada di sebelah barat jalan, tersembunyi di balik rimbunnya pohon bambu.
DARA | BANDUNG – Seke Genjer ini semakin cantik dengan hadirnya view deck atau semacam balkon yang menghadap ke sungai. Tak hanya itu, Pemerintah Kota Bandung pun membuat akses jalan menuju Seke Genjer lebih baik, serta menambahkan kolam terapi ikan mendampingi kolam mata air.
“Kita ingin menemukan kembali dan merevitalisasi seke atau mata air yang ada di Kota Bandung. Sehingga selain bisa berfungsi kembali sebagai sumber air, mudah-mudahan kedepan bisa menjadi ruang publik, sehingga Seke Gender bisa dinikmati masyarakat Kota Bandung,” ujar Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, saat meresmikan penataan Seke Genjer, Senin (28/12/2020).
Yana menuturkan, penataan Seke Genjer sebagai ruang publik merupakan optimalisasi fungsi keberadaan mata air.
Dia menilai, hal paling penting justru membuat mata air bisa dimaksimalkan sebagai tempat untuk mengelola air, sehingga saat musim kemarau tiba masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari Seke Genjer yang masih menyediakan cadangan air.
“Di saat kelebihan kita buat kolam retensi, sumur imbuhan dalam dan drumpori bisa jadi tabungan air saat musim kemarau. Mudah-mudahan mata air ini bisa difungsikan dengan baik. Sehingga bisa jadi sumber mata air bagi masyarakat,” ujar Yana.
Menurutnya, optimalisasi area mata air menjadi area publik juga untuk menarik perhatian masyarakat agar berkomitmen untuk turut serta menjaga keberadaan Seke Genjer. Pasalnya, persoalan yang harus disikapi bersama setelah penataan ini adalah pemeliharaan yang konsisten.
Yana berharap keberadaan area publik yang bernuansa alam ini bisa memberikan energi positif secara psikologis. Setidaknya bisa meningkatkan imunitas warga saat menghadapi pandemi Covid-19.
“Bonusnya menjadi area publik, sehingga masyarakat ikut menikmati dan ikut menjaga. Dengan komunikasi yang baik dengan masyarakat sekitar, kita menitipkan tempat ini. Alhamdulillah di sini sudah terjalin dengan baik, sehingga ada komitmen saling menjaga tempat ini,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Didi Ruswandi menambahkan, Seke Genjer ini menjadi mata air ketiga yang dioptimalkan penataannya. Upaya serupa juga dilakukan di Babakan Siliwangi dan Serlok Bantaran.
“Pak Wali dan pak Wakil mengharapkan mata air atau badan sungai bisa dioptimalkan sebagai ruang publik. Memang untuk penataan seke ini tidak bisa semuanya. Karena tidak semua seke punya lahan yang cukup luas,” ujar Didi.
Didi menuturkan, mata air di Kota Bandung saat ini dalam kondisi kritis. Dari sekitar 160 mata air yang terdata, hanya sekitar 67 yang masih memiliki air. Untuk itu, penataan Seke Genjer dilakukan dengan konsep infrastruktur hijau. Yakni di bagian lahan curamnya ditanami bambu maranganani, akar wangi, dan umbi-umbian, yang bertujuan memerkuat tebing.
“Ini mengindikasikan kondisinya kritis. Entah apakah diubah alih fungsi lahan atau di atasnya lahannya kritis karena pohonnya banyak ditebang. Keberadaan seke ini bisa menjadi indikator kerusakan lingkungan,” jelasnya.***
Editor: denkur
