Polres Garut masih mendalami kasus penemuan kapal penangkap ikan yang terdampar di kawasan Pantai Karang Gajah, Desa Sancang, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
DARA – Kapolres Garut, AKBP Adi Benny Cahyono, mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk pengembangan pendalaman kasus tersebut.
“Terkait kasus ABK di perairan Cibalong kita sudah koordinasi dengan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berdasarkan hasil perhitungan, pemberangkatan tiga hari dari Pacitan TKP nya ada di perairan Cilacap. Jadi pada saat kejadian, lima orang yang terjun ke laut itu berada di perairan Cilacap,” ujarnya di Mapolres Garut, Jalan Sudirman, Kabupaten Garut, Kamis (31/12/2020).
Menurut Adi, pihaknya juga sudah berupaya khusus wilayah Satpolairud Garut bekerjasama dengan nelayan setempat melakukan penyisiran di wilayah Garut, begitu juga dengan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Pada saat kejadian posisi kapal 200 mill, mereka tidak menggunakan pelampung. Kita lagi upayakan pencarian, sampai dengan kemarin sudah kita lakukan,” ujarnya.
Adi menyebutkan, untuk pelaku sampai dengan kemarin pemeriksaan awal, untuk statusnya belum bisa ditingkatkan karena TKP-nya berada di lepas pantai. Rencananya pemeriksaan akan dilengkapi dulu dan setelah itu akan dilimpahkan ke Polres Cilacap Jawa Tengah.
Adi menuturkan, untuk motif kejadiannya sampai saat ini masih didalami. Dugaan sementara hanya stress setelah tiga hari berlayar, ditambah ada kalimat yang dikeluarkan oleh anak buah kapal (ABK) lainnya yang kurang pas, sehingga sempat ditusuk oleh pelaku yang mengamuk.
“Satu (ABK) ditusuk, yang lainnya mencebur ke laut,” katanya.
Sebelumnya, sebuah kapal nelayan ditemukan terdampar di kawasan Pantai Karang Gajah, Desa Sancang, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Selasa (29/12/2020). Diduga, terdamparnya kapal pencari ikan itu berkaitan dengan aksi penganiayaan yang dilakukan salah seorang ABK terhadap Nakhoda dan ABK lainnya di kapal tersebut.
Video kapal nelayan yang terdampar itu beredar di aplikasi perpesanan whatsapp (WA). Setidaknya ada dua video yang beredar, yaitu aksi sejumlah warga yang sedang menarik kapal dan pengakuan seorang ABK korban penganiayaan yang selamat.
Dalam video pertama, sejumlah warga terlihat sedang menarik kapal ke sekitar pantai menggunakan seutas tali. Dalam video itu pun seorang warga mengajak warga lainnya untuk mengepung seseorang yang diduga pelaku penganiayaan yang kabur ke hutan.
Sedangkan di video kedua, seorang lelaki yang mengaku bernama Agustinus Nelson Jonai (20) menyebut ada lima orang yang dibunuh seorang di atas kapal saat melaut. Ia pun sempat memperlihatkan luka sayatan pisau dan tusukan menggunakan kanco yang dilakukan oleh pelaku.
Kasubag Humas Polres Garut, Ipda Muslih Hidayat, menyebutkan, berdasarkan laporan yang diterima pihak kepolisian, kapal pencari ikan yang terdampar di perairan Cibalong itu berasal dari perairan Pacitan, Jawa Timur.
Menurut Muslih, dari penyelidikan yang dilakukan petugas Polsek Cibalong, didapatkan keterangan terkait kronologis kejadian tersebut. Delapan hari lalu, kapal yang berisi 7 orang itu bertolak dari perairan Pacitan menuju Rumpon di perairan laut lepas.
Namun, setelah tiga hari melakukan pelayaran untuk mencari ikan, tiba-tiba salah satu ABK atas nama Mohamad Ardi (30), mengamuk dan melakukan penyerangan terhadap ABK lainnya atas nama Agutinus Nelson Jonay (20), dan nakhoda kapal bernama Johan dengan menggunakan senjata tajam jenis pisau. Akibat peristiwa tersebut, bagian lengan sebelah kiri Nelson mengalami luka tusuk sedangkan Johan terjatuh ke laut.
Melihat hal itu, lanjut Muslih, lima ABK lainnya yang ada di dalam kapal pun menjadi ketakutan. Mereka pun kemudian lebih memilih untuk melompat dari atas kapal dengan menceburkan diri ke laut, sehingga di dalam kapal hanya tinggal dua orang yakni Nelson dan pelaku yang bernama Mohamad Ardi.
Setelah peristiwa tersebut, kata Muslih, kapal pun kembali berangkat menuju daratan, dan setelah selama lima hari perjalanan, akhirnya kapal tiba di perairan Jawa Barat, tepatnya di di kawasan Pantai Karang Gajah, Desa Sancang, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut pada hari Selasa (29/12) sekitar pukul 10.00 WIB.
“Sekitar pukul 14.30 WIB, korban (Nelson) kemudian keluar dari kapal dengan maksud meminta pertolongan kepada masyarakat sekitar untuk melaporkan kepada pihak kepolisian karena di atas kapal ada permasalahan. Warga pun kemudian mengamankan kapal dengan cara menariknya ke tepian pantai,” ujarnya.
Namun begitu kapal sudah ada di tepian pantai, tambah Muslih, Mohamad Ardi, ABK yang sebelumnya ngamuk dan menusuk ABK lainnya itu langsung melarikan diri. Warga pun kemudian melakukan pengejaran hingga akhirnya pelaku berhasil diamankan dan diserahkan ke polisi.
Muslih menuturkan, berdasarkan keterangan korban maupun pelaku, identitas lima ABK yang melompat dari atas kapal masing-masing adalah Johanur (50), Ikmanumur (30), Utang (20), dan Heri (30), keempatnya berasal dari Sulawesi. Sedangkan ABk lainnya yakni Blek (60) yang berasal dari Kalimantan.
Sementara itu, ABK yang menjadi korban penusukan yakni Agustinus Nelson Jonai merupakan warga Kecamatan Webana, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan pelaku yang bernama Mohamad Ardi merupakan warga Kampung Surantimoro, Desa Matirwangi, Kecamatan Poleang, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.
“Hingga saat ini empat orang ABK dan seorang nahkoda yang melompat dan jatuh ke laut masih belum diketahui keberadaannya,” katanya.***
Editor: denkur